JAKARTA, KOMPAS.com – Tahun 2025 menjadi tahun penuh tantangan bagi industri otomotif di Indonesia. Salah satu isu yang mencuat adalah kebijakan opsen pajak.
Opsen pajak merupakan pungutan tambahan yang dikenakan pada pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor.
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD), opsen ini dihitung berdasarkan persentase tertentu dan menjadi salah satu instrumen baru yang bisa mengubah struktur harga kendaraan.
Baca juga: Curhat Pemilik Mobil Jadi Korban Salah Sasaran ETLE 10 Kali
Kebijakan ini bertujuan untuk menambah pendapatan daerah, namun di sisi lain dapat memengaruhi daya beli masyarakat.
Namun demikian, General Manager Coorporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbudin, mengatakan bahwa opsen pajak belum terlalu berdampak terhadap pasar motor baru.
"Opsen itu pertama tidak semua Pemprov yang memberlakukan, salah satunya DKI," ujar Muhib di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Baca juga: Fakta Terbaru Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi 2
"Yang memberlakukan itu membarengi dengan insentif untuk konsumen. Sehingga kalau opsen itu diberlakukan tidak berdampak ke harga. Kalau dilihat di STNK terbaru itu, kalau dihitung selisihnya tidak banyak," kata dia.
Seiring dengan diterbitkannya Surat Edaran Nomor 900.1.13.1/6764/SJ pada 20 Desember 2024 oleh Menteri Dalam Negeri, pemerintah daerah di 25 provinsi memberikan keringanan atau pengurangan dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Opsen PKB, dan Opsen BBNKB.
Namun, kebijakan tersebut masih bersifat sementara, dengan insentif yang berlaku selama tiga hingga 12 bulan.
Baca juga: Bocoran Mobil Baru BYD yang Meluncur di IIMS 2025
"Bagaimana dampaknya? Market ini tidak hanya dipengaruhi oleh opsen, banyak faktor. Daya serap masyarakat terhadap produk baru tidak hanya dikarenakan harga," ucap Muhib.
"Tapi juga daya beli mereka, itu juga mempengaruhi juga. Closing di akhir Januari ini, mudah-mudahan bagus," ujarnya.
"Poinnya, kami harapkan tahun ini kita bisa tumbuh paling tidak sama dengan tahun lalu. Kalau AISI kemarin mematok di angka 6,4-6,7 juta unit, kami berharap itu bisa kita capai market sebesar itu, tapi kita tetap pantau 3 bulan pertama ini seperti apa," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.