Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuknya Truk China Diklaim Menguntungkan Pengusaha

Kompas.com - 23/01/2025, 08:12 WIB
Selma Aulia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masuknya kendaraan niaga asal China di Indonesia semakin memperkaya pilihan bagi konsumen, terutama di sektor truk dan kendaraan komersial.

Tire & Rim Consultant dan Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY Bambang Widjanarko mengatakan, di era global ini semua memang bersaing secara terbuka.

“Pemerintah memang ada hak untuk membatasi kuota impor, tapi jika dilakukan apakah tidak bertentangan dengan WTO, padahal Indonesia kan termasuk negara anggota WTO,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Rabu (22/1/2025).

Baca juga: Geely Resmi Masuk Indonesia, Lansir Mobil Listrik EX5

Meski begitu, Bambang mengatakan, dengan hadirnya truk-truk dari China ini memberikan keuntungan bagi para pengusaha.

MC Group bawa truk Shacman pada pameran industri tambang Indonesia Energy & Engineering (IEE) 2024 di JIExpo KemayoranKompas.com/Donny MC Group bawa truk Shacman pada pameran industri tambang Indonesia Energy & Engineering (IEE) 2024 di JIExpo Kemayoran

“Aptrindo sebagai user sih merasa diuntungkan oleh adanya truk-truk import dengan harga miring. Tinggal semua kembali kepada pembeli mau pilih yang mana dengan semakin maraknya persaingan di sektor kendaraan jenis truk,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Rabu (22/1/2025).

Meski begitu, Bambang juga mengatakan truk-truk buatan China belum merakyat di Indonesia karena pangsa pasar ditentukan oleh makelar.

“Truk-truk China itu sampai sekarang belum merakyat di Indonesia atau mobil-mobil China karena pangsa pasar mobil, terutama mobil bekas ditentukan oleh makelar. Makelar ini yang menjelek-jelekkan truk China atau mobil passenger car China, karena barang dagangannya masih banyak produk Jepang,” ucap Bambang.

Bambang juga mengatakan, karakteristik orang Indonesia ketika membeli kendaraan, baik itu sepeda motor, mobil ataupun truk, itu berpikir soal harga jualnya lagi.

Baca juga: Sambut Lebaran 2025, Kemenhub Mulai Lakukan Koordinasi


“Nanti nilai jual kembalinya gimana, kalau orang Eropa,China dan Jepang kan tidak, mereka hanya berpikir mau pakai truk selama 10 tahun maka akan habiskan penyusutannya. Kalau sudah begitu, truk mau dibuang atau mau dikasihkan orang juga tidak apa-apa,” ucap Bambang.

“Kalau orang sini masih mikir, jangan-jangan ada keuntungan walaupun penyusutannya sudah selesai di tahun kedelapan misalnya, tahun ke 10 jual dijual barangkali dapat nilai untung,” kata dia.

Meskipun truk China menawarkan harga yang lebih terjangkau, faktor nilai jual kembali dan dominasi makelar di pasar Indonesia masih menjadi tantangan bagi penetrasi pasar truk China di tanah air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau