Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Larang Komponen Otomotif dari China, Indonesia Punya Peluang Masuk

Kompas.com - 22/01/2025, 15:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Novyan Bakrie menyatakan keputusan Amerika Serikat (AS) untuk melarang pasokkan kendaraan dan komponen dari China mulai tahun 2027 merupakan peluang besar besar bagi Indonesia.

Hal ini disampaikannya saat menjadi panelis dalam diskusi dalam World Economic Forum dengan tema "Getting EV Supply Chains Rights" yang disiarkan secara daring pada Selasa (21/1/2025).

Anin menjelaskan bahwa Indonesia sedang berupaya ciptakan keseimbangan dalam kemitraan dengan negara-negara Barat, selain tetap mempertahankan hubungan strategis-nya dengan China.

Baca juga: Joe Biden Resmi Larang Mobil China Masuk AS, Ini Alasannya

Ilustrasi mobil listrik. PIXABAY/MENNO DE JONG Ilustrasi mobil listrik.

“Kita belum tahu bagaimana bentuk kerja sama terkait nanti, apakah melalui kesepakatan bilateral atau tidak. Namun, bagi Indonesia yang belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS, ini tetap jadi peluang kerja sama yang saling menguntungkan,” ujarnya.

Lebih jauh, Anin menyebut Indonesia memiliki modal besar untuk masuk dalam rantai pasok EV global. Di mana, negara ini memiliki 22 persen cadangan nikel dunia, selain komoditas lain seperti timah, tembaga, dan bauksit yang masuk dalam lima besar dunia.

Di sisi energi, Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam energi terbarukan, termasuk panas bumi, tenaga surya, hidro, dan angin.

Pemerintah bahkan telah menargetkan pembangunan pembangkit listrik sebesar 100 gigawatt dalam 15 tahun ke depan, dengan 75 persen dari kapasitas tersebut berasal dari energi terbarukan.

Baca juga: Pabrik Handal Jadi Fasilitas Merek Otomotif Tes Pasar Indonesia

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakriescreenshoot/WEF Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie

“Kami memahami bahwa Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat membutuhkan material baterai berbasis nikel,” katanya.

Selain itu, keanekaragaman hayati Indonesia seperti hutan, lahan gambut, dan bakau, memberikan potensi besar dalam upaya penangkapan karbon, yang diperkirakan mencapai 500 gigaton.

Anin juga menyebut populasi besar Indonesia, yang mencapai 285 juta jiwa, dan kawasan Asia Tenggara dengan total populasi 800 juta jiwa, merupakan pasar yang potensial untuk kendaraan listrik.

“Kami adalah mitra yang siap memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak, dan saya pikir hal ini menjadi daya tarik tersendiri dalam diskusi global ini,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau