Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Jadi Basis Produksi Suzuki Pasca-penutupan Pabrik Thailand

Kompas.com - 20/01/2025, 11:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suzuki Motor Corporation telah memutuskan untuk menutup pabrik mobilnya di Thailand pada akhir 2025 sebagai bagian dari evaluasi struktur produksi global.

Keputusan ini memberi Suzuki Indonesia tanggung jawab lebih besar, yaitu menjadi basis produksi model Completely Knock Down (CKD) baru di kawasan, yang berorientasi ekspor.

Managing Director PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Shodiq Wicaksono, mengatakan bahwa Indonesia akan mengambil peran strategis yang sebelumnya dipegang oleh pabrik Thailand. Untuk itu, perusahaan akan meningkatkan optimalisasi fasilitas pabrik yang ada.

Baca juga: Digempur Mobil Listrik China, Suzuki Masih Andalkan Mild Hybrid

Pabrik Suzuki IndonesiaSuzuki Indonesia Pabrik Suzuki Indonesia

“Indonesia akan memiliki peran yang lebih besar dengan mengisi posisi pabrik dari Thailand yang tutup, disesuaikan dengan produk yang kita miliki,” ujar Shodiq, Jumat (17/1/2025) malam.

Meski demikian, Shodiq belum memberikan banyak detail terkait persiapan dan target optimalisasi pabrik. Tapi ia memastikan Suzuki Indonesia akan menginvestasikan Rp 5 triliun tahun ini untuk meningkatkan fasilitas produksi.

“Investasi senilai Rp 5 triliun tersebut salah satunya untuk peningkatan fasilitas pabrik yang ada sekarang. Investasi ini juga akan digunakan untuk belanja peralatan produksi seperti alat dan dice,” jelasnya.

"Tapi investasi ini tidak berhubungan dengan tutupnya pabrik Thailand, itu merupakan plan bisnis yang diputuskan tahun lalu," tegasnya.

Baca juga: Suzuki Bicara Peluang Bawa Mobil Listrik eVX ke Indonesia

Test drive  XL7 GIIAS 2024SIS Test drive XL7 GIIAS 2024

Pada kesempatan terpisah, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel juga menyatakan bahwa investasi tambahan senilai Rp 5 triliun itu untuk membarui fasilitas pabrik.

"Realisasi kapasitas produksi kita sampai sekarang itu ada di angka 60 persen, artinya memang investasi yang masuk tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas tapi memperbarui. Sebab pasti kan ada yang namanya masa pakai, itu salah satunya aja," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor, Minoru Amano, mengungkapkan bahwa Indonesia telah ditunjuk sebagai basis produksi model baru CKD yang berorientasi ekspor setelah rencana penutupan pabrik di Thailand pada akhir 2025.

Penutupan pabrik Thailand disebabkan oleh kondisi pasar otomotif ASEAN yang melambat. Pabrik yang mulai beroperasi pada 2012 tersebut sebelumnya mendukung kebijakan Eco Car dari pemerintah Thailand.

“Apalagi pabrik Indonesia sejarahnya sudah cukup panjang, kemudian produksinya juga dari pressing sampai assembling, dari hulu sampai hilir sudah terbentuk,” kata Amano.

Keputusan untuk memusatkan produksi di Indonesia bukan tanpa alasan. Fasilitas di Indonesia, yang mulai beroperasi pada 2015, memiliki infrastruktur lengkap dan telah menjadi lokasi investasi besar, termasuk penambahan tenaga kerja.

Baca juga: Kata Suzuki Soal Penurunan Ekspor 2024, Faktor Global Signifikan

Suzuki Jimny garapan Harrop Engineering dijejali dengan superchargerDok. Carscoops.com Suzuki Jimny garapan Harrop Engineering dijejali dengan supercharger

“Kami berencana untuk memproduksi model yang tidak hanya untuk Indonesia tapi juga untuk ASEAN. Ketika itu diputuskan untuk produksi dalam negeri, kami juga akan berorientasi buat pasar ekspor,” jelas Amano.

Dengan peran barunya, Suzuki Indonesia memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Amano mengungkapkan bahwa model baru yang akan diproduksi masih dirahasiakan dan akan diumumkan kemudian.

“Kami memang harus menambah produksi model CKD. Jadi tanggung jawab kami memang jadi lebih besar. Modelnya belum bisa dipastikan, tunggu pengumuman nanti,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau