JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan selama tahun 2024. Hal ini mengindikasikan adanya masalah daya beli masyarakat, berdampak pada penundaan pembelian kendaraan.
Berdasarkan data wholesales, tercatat sebanyak 865.723 unit kendaraan terjual pada tahun 2024, mengalami penurunan sebesar 13,9 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencatatkan penjualan sebanyak 1.005.802 unit.
Selama tahun 2024, pemerintah lebih banyak mengeluarkan kebijakan yang cenderung menguntungkan pembelian kendaraan listrik. Belum ada insentif yang secara khusus ditujukan untuk merangsang penjualan mobil konvensional (berbahan bakar bensin).
Baca juga: Cara Daihatsu Pertahankan Sigra Jadi Mobil Terlaris di Indonesia
Sri Agung Handayani, Marketing & Corporate Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menekankan pentingnya bagi pemerintah untuk memperhatikan dampak kebijakan terhadap industri otomotif secara keseluruhan.
"Bicara industri, kita bicaranya manufacturing. Ada 1.700 supplier di belakang kita, 700 UKM terlibat di dalamnya. Berapa ratus ribu orang yang terlibat di sana," kata Sri Agung di Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Sri Agung berharap pemerintah dapat melihat secara komprehensif dampak kebijakan terhadap industri, pertumbuhan ekonomi, dan kontribusi rantai pasok.
Baca juga: Benarkah Bayar Pajak 30 Hari Setelah Jatuh Tempo Tak Kena Denda?
"Saya rasa pemerintah pasti memikirkan itu," kata Sri Agung.
Terkait kebijakan, Sri Agung mengatakan bahwa tujuan industri otomotif adalah menyediakan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan konsumen.
"Pastinya kebijakan itu akan bersama-sama. Untuk memastikan industri ini (otomotif) dan turunannya," kata Sri Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.