Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Otomotif Tiongkok Mulai Masuk Babak Eliminasi 2025

Kompas.com - 17/01/2025, 07:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Industri otomotif global sedang menghadapi perubahan besar-besaran. Diprediksi persaingan antar merek bakal semakin sengit dan menarik perhatian.

Salah satu yang menyuarakan hal ini adalah CEO Xpeng, He Xiaopeng, yang dalam surat internal kepada staf perusahaannya, menyatakan bahwa periode 2025 hingga 2027 akan menjadi babak eliminasi dalam dunia otomotif.

Menurut He Xiaopeng, persaingan di tahun 2025 akan jauh lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Dalam surat yang dilaporkan oleh The Wall Street Journal, ia mengingatkan bahwa banyak perusahaan yang tidak akan bertahan dalam ujian ketat tersebut.

Baca juga: Bandung Jadi Kota Termacet Nomor 12 di Dunia

Xpeng G6Dok. Xpeng.com Xpeng G6

Perusahaan yang dapat bertahan akan menghadapi tantangan luar biasa untuk tetap relevan di pasar yang terus berubah.

Dilansir dari Business Insider (16/1/2025), produsen kendaraan listrik asal China Xpeng berhasil mengirimkan 190.068 kendaraan pada 2024, meningkat signifikan 34 persen dari angka pengiriman pada tahun 2023 yang tercatat sebesar 141.601 unit.

Meskipun perusahaan ini menunjukkan pertumbuhan yang solid, namun tantangan besar menanti mereka di masa depan.

Baca juga: Tukar Minyak Jelantah di SPBU Pertamina, Dihargai Rp 6.000 Per Liter

Xpeng tentu saja bukan satu-satunya pemain di pasar kendaraan listrik. Tesla, sebagai produsen EV terbesar di dunia, mencatatkan pengiriman 1,79 juta kendaraan pada tahun 2024.

Meskipun mengalami penurunan tipis 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun pasar kendaraan listrik sedang berkembang pesat, persaingan semakin intens.

He Xiaopeng juga menyoroti bagaimana banyak produsen mobil asal Tiongkok tidak akan mampu bertahan hingga dekade mendatang.

Baca juga: Mengapa Penjualan Mobil di Indonesia Terus Menurun?

Suasana GIIAS 2024KOMPAS.com/Ruly Kurniawan Suasana GIIAS 2024

Dalam wawancara dengan The Straits Times pada November 2024, ia memprediksi bahwa hanya sebagian kecil dari perusahaan mobil Tiongkok yang akan tetap ada dalam 10 tahun ke depan.

Dari sekitar 300 perusahaan rintisan yang ada, diperkirakan hanya 100 yang akan bertahan, dan hanya sekitar 40 yang benar-benar berhasil menjual mobil setiap tahun.

Dalam pandangannya, hanya akan ada tujuh perusahaan mobil besar yang bisa bertahan, meski ia tidak menyebutkan nama-nama yang dimaksud.

Baca juga: Konsumen Honda Mulai Meninggalkan Transmisi Manual

Deretan mobil listrik di booth Wuling Motors di GJAW 2024Dok. Wuling Motors Deretan mobil listrik di booth Wuling Motors di GJAW 2024

Pada Maret 2024, He Xiaopeng juga mengungkapkan pandangannya kepada CNA, media penyiaran Singapura, bahwa industri EV Tiongkok akan melalui proses "turnamen sistem gugur" dalam tiga hingga empat tahun ke depan.

Setelah itu, kompetisi akan berlanjut ke fase "kompetisi all-star" dalam tujuh hingga delapan tahun mendatang. Menurutnya, hanya perusahaan-perusahaan yang paling unggul yang akan muncul sebagai pemain utama di pasar global.

Baca juga: Denza Resmi Masuk Pasar Indonesia, Segera Luncurkan Mobil Listrik

Produksi pabrik Chery di Wuhu, ChinaChery Produksi pabrik Chery di Wuhu, China

Bagaimana di Indonesia?

Pasar otomotif Indonesia masih menjadi magnet buat merek-merek China. Saat ini tercatat sedikitnya sudah ada 10 merek mobil China, dan tahun depan kabarnya ada tujuh jenama mobil China yang siap masuk Indonesia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau