Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi kalau Mobil Minum BBM Tidak Sesuai Rekomendasi?

Kompas.com - 29/11/2024, 10:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap pabrikan kendaraan roda empat sudah memberikan rekomendasi jenis bahan bakar minyak (BBM) yang sesuai. Pemilihan jenis bensin ini disesuaikan dengan rasio kompresi, sehingga pembakaran di ruang mesin bisa terjadi dengan sempurna.

Hanya saja, terkadang pemilik kendaraan mengabaikan hal itu, yakni dengan menggunakan BBM dengan nilai oktan yang lebih rendah. Penyebabnya karena untuk menghemat biaya mengingat harga bahan bakar saat ini semakin mahal.

Lantas, apakah penggunaan jenis bahan bakar yang tidak sesuai akan memberikan efek buruk pada kendaraan?

Baca juga: Bocoran Mobil Listrik Terbaru Hyundai, Kona N Line?

Widodo, pemilik bengkel AD Oya yang berlokasi di Jalan Sulaiman, Kebon Jeruk, Jakarta Barat mengatakan, penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai bisa menyebabkan mesin mobil ngelitik.

Dalam penjelasan sederhana ngelitik adalah situasi ketika pembakaran pada mesin tidak berjalan normal. Bahan bakar seharusnya terbakar dalam waktu yang telah ditentukan sesuai siklus mesin, ngelitik terjadi ketika pembakaran tidak sesuai.

Ilustrasi komponen mesin mobil.Suzuki Ilustrasi komponen mesin mobil.

“Biasanya mesin mobil akan knocking atau gelitik. Kalau sudah begini, pemilik kendaraan bisa mengganti bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi atau naik oktan,” ucap pria yang akrab disapa Dodo, kepada Kompas.com, Kamis (28/11/2024).

Dodo melanjutkan, jika mesin gelitik saat menggunakan bahan bakar dengan RON 90 (seperti Pertalite), pemilik kendaraan bisa naik oktan menjadi RON 92 (Pertamax) untuk menghilangkan gejala knocking.

“Tapi kalau sudah diganti oktan yang lebih tinggi mesin masih tetap gelitik, maka harus digurah (proses membersihkan kerak karbon dan endapan dari ruang bakar mesin mobil),” kata Dodo.

Baca juga: Ducati Yakin Duet Bagnaia dan Marquez Makin Mendominasi MotoGP

Sementara itu, Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Pramuka menambahkan, mesin yang ngelitik bisa saja menjadi semakin parah jika dibiarkan terus menerus dan tidak ditangani dengan benar.

“Mesin knocking ini terjadi karena banyak tumpukan kerak karbon yang ada di ruang bakar. Kondisi ini akan membuat tingkat keawetan komponen akan berkurang,” ujar Suparna.

Kondisi tersebut disebabkan karena selama mengalami detonasi, maka kerja mesin juga akan semakin berat karena terjadi berlawanan di jantung pacu.

“Maka akan menyebabkan berkurang keawetannya karena terus berlawanan. Kerja piston, connecting rod dan komponen lain lebih berat, sehingga menyebabkan terjadinya keausan dan itu bisa memperpendek umur mesin,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau