JAKARTA, KOMPAS.com - Jorge Martin memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi juara dunia. Seandainya terjadi, Ducati mengaku tidak masalah jika Martin menggunakan nomor start 1 di Aprilia musim depan.
Saat ini, nomor start 1 digunakan oleh Francesco Bagnaia sejak 2023. Pebalap yang menjadi juara dunia MotoGP berhak menggunakan nomor tersebut pada musim berikutnya.
Baca juga: Ducati Akui Terlalu Banyak Melakukan Kesalahan di Musim Ini
Jika biasanya pebalap yang menjadi juara dunia akan menjalani musim depan dengan tim yang sama, berbeda dengan Martin. Dia akan pindah ke Aprilia dan tim Pramac Racing pun akan menggunakan Yamaha.
Menurut aturan, nomor start 1 menjadi hak dari pebalap, bukan pabrikan. Jadi, Martin bisa menggunakan nomor tersebut di motor Aprilia RS-GP musim depan, jika menjadi juara dunia musim ini.
“Sudah jelas bahwa jika Jorge akan memenangkan gelar, dia mungkin akan menjadi nomor satu, karena itu adalah sesuatu yang tidak bisa Anda dapatkan setiap hari,” kata Davide Tardozzi, manajer tim Ducati Lenovo MotoGP, dikutip dari Crash.net, Senin (11/11/2024).
Baca juga: Gresini Racing Konsisten Naik Podium, Pebalapnya Nyaman dengan Ducati
“Jadi, dia pasti menginginkannya di atas motornya. Tapi di buku besar (hasil balapan) akan tertulis 'Jorge Martin - Ducati'. Jadi, nomor satu adalah untuk pebalapnya, tapi motornya Ducati," kata Tardozzi.
Tardozzi menambahkan, bagi Ducati hal tersebut tidaklah masalah. Ducati akan berusaha lebih keras lagi untuk merebut nomor start 1 tersebut untuk 2026.
"Jika dia memenangkan kejuaraan, dia bisa membawa dirinya sendiri menjadi nomor satu, tetapi dia menang dengan Ducati. Jadi, bagi kami, itu bukan masalah," ujarnya.
Meski Tardozzi sudah mengungkapkan pihaknya tidak mempermasalahkan nomor start 1, tapi Casey Stoner mengatakan dirinya yakin pasti ada beberapa orang di Ducati yang tidak rela nomor start 1 tersebut pindah ke Aprilia tahun depan.
"Itu yang Gigi (Dall'Igna) pikirkan, tapi ada beberapa bos di Ducati yang tidak ingin kehilangan nomor start 1," ujar Stoner.
Stoner mengatakan, Martin sudah menunjukkan dirinya pantas menjadi juara dunia MotoGP. Peningkatan yang dilakukannya dan kemampuannya luar biasa.
"Bagi Ducati, ini akan menjadi pukulan berat karena kehilangan dia tahun depan, tetapi saya pikir lebih dari itu bagi Jorge, yang telah menghabiskan bertahun-tahun ini dengan setia kepada merek ini, telah melakukan upaya luar biasa untuk menjadi satu-satunya yang mampu bertarung dengan Bagnaia untuk memenangkan balapan dan kejuaraan, dan mereka merampas kesempatannya untuk naik ke tim pabrikan," kata Stoner.
Stoner menambahkan, apa yang Ducati lakukan kepada Martin tidak adil. Tapi, walau bagaimana pun, begitulah cara kerja Ducati. Namun, menurut Stoner, justru itu yang membuat Ducati kehilangan banyak pebalap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.