Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Mobil Menteri, Pindad Akui Komponen MV3 Garuda Masih Impor

Kompas.com - 11/11/2024, 07:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pindad (Persero) mengakui bahwa meski MV3 Garuda dirancang dan diproduksi di dalam negeri, beberapa komponen kunci seperti mesin dan transmisi masih harus didatangkan dari mitra strategis internasional.

Direktur Teknologi & Pengembangan PT Pindad Sigit P Santosa menyatakan, pengembangan MV3 Garuda melibatkan tahapan panjang, mulai dari desain, pengembangan produk, hingga validasi dan sertifikasi.

“Komponen lokal merupakan prioritas kami, tetapi untuk beberapa komponen yang belum tersedia di dalam negeri seperti mesin dan transmisi, kami bekerja sama dengan mitra global. Ini adalah hal yang biasa dalam industri otomotif,” ujar Sigit dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/11/2024).

Baca juga: Pindad Maung MV3 Garuda Resmi Jadi Mobil Menteri

Maung MV3 Garuda melakukan spooring di salah satu bengkel di MagelangSetiawan Spooring doc. Maung MV3 Garuda melakukan spooring di salah satu bengkel di Magelang

Meski demikian, keputusan ini menjadi terobosan baru dari sebelumnya, di mana mobil dinas atau operasional menteri dan pejabat negara selalu menggunakan produk impor, yaitu Toyota Crown sejak kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

Lebih jauh, Sigit menjelaskan proses produksi MV3 Garuda dimulai dengan penyusunan spesifikasi teknis yang dituangkan dalam dokumen System Requirement Specification (SRS) dan Test & Evaluation Master Plan.

Setelah itu, tim engineering Pindad mengembangkan desain mulai dari sketsa konseptual hingga desain rekayasa yang mencakup berbagai aspek, seperti performa kendaraan, desain eksterior dan interior, serta pemilihan material yang sesuai dengan regulasi dan kebutuhan pengguna.

Setelah tahapan desain, dilanjutkan dengan proses Manufacturing & Assembly untuk memvalidasi hasil desain.

Pembuatan dies untuk komponen utama seperti bodi, pintu, fender, dan berbagai komponen pelengkap lainnya menjadi langkah awal. Komponen-komponen tersebut kemudian dirakit melalui proses body welding, diikuti dengan pengecatan dan perakitan akhir di area trimming.

Baca juga: Tanggapan Hino Terkait Fenomena Kasus Kecelakaan Bus Bekas

Kemudian, kendaraan menjalani proses Quality Control, uji fungsi, dan sertifikasi untuk memastikan performa sesuai standar.

Sebelumnya, Istana Kepresidenan telah mengonfirmasi bahwa Presiden Prabowo Subianto memerintahkan seluruh anggota kabinet untuk menggunakan mobil Maung sebagai kendaraan dinas.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, yang menyatakan bahwa arahan tersebut diberikan pada saat retret kabinet di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.

Sementara Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengungkapkan, mulai pekan depan, mobil Maung akan digunakan anggota Kabinet Merah Putih.

Baca juga: Kasus Sopir Pukul Pengendara Motor di Yogya, Pentingnya Jaga Emosi

Mobil MV3 Garuda LimousineDok. PT Pindad Mobil MV3 Garuda Limousine

Keputusan terkait diambil sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan pada barang impor, dengan 70 persen komponen Maung merupakan produk dalam negeri.

"Minggu depan saya akan pakai mobil Maung. Karena Pak Prabowo sudah bilang, tidak ada lagi barang impor untuk mobil eselon I dan menteri," ujar Anggito.

Langkah ini menunjukkan dukungan kuat terhadap pengembangan industri otomotif dalam negeri, sekaligus mempercepat adopsi kendaraan buatan lokal di tingkat pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau