Pada tahun 1921, insinyur otomotif yang bekerja untuk General Motors (GM) menemukan bahwa timbal tetraetil dapat berpengaruh pada oktan dan mencegah mesin berisik atau knocking.
Meski ada cara lain yaitu dengan menambahkan hidrokarbon aromatik atau alkohol (seperti etanol) timbal merupakan pilihan yang lebih disukai karena biaya produksinya yang lebih rendah.
Inovasi itu membuat bensin bertimbal. Namun semakin lama dampak timbal pada bensin menjadi salah satu isu lingkungan dan kesehatan.
Maka para insinyur bekerja lagi menghasilkan bensin yang lebih baik non timbal. Saat ini mayoritas negara sudah melarang bensin bertimbal karena dampak pada lingkungan.
Bensin tanpa timbal lebih umum digunakan saat ini karena lebih ramah lingkungan dan mengurangi kerusakan pada komponen mesin seperti katalitik converter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.