JAKARTA, KOMPAS.com - Pengemudi lawan arah saat macet bukan pertama kali terjadi. Biasanya pengemudi seperti ini melawan arah karena tidak sabar macet sehingga mengambil jalur pengemudi lain.
Seperti yang terlihat dalam video yang diunggah akun Instagram, Indoriderup150, terlihat truk besar kategori 3 melawan arah di suatu jalan karena macet. Sial truk tersebut justru dihadang oleh sejumlah pengendara motor.
Baca juga: Pilihan Sewa Bus Kecil buat Liburan Sekolah, Ada TRAC dan Big Bird
Para pengendara motor tersebut menghadang truk dan justru menantang. Alhasil sopir turk mengalah dan mundur karena terus disodok oleh para pengendara motor yang memakai boks besar di bagian belakang.
View this post on Instagram
Kejadian seperti di atas memang bukan baru. Tak sedikit pengemudi dan pengendara motor yang melawan arah saat kondisi macet. Padahal dengan melawan arah justru membuat macet lebih parah dan bisa mengunci.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, pengemudi agresif seperti itu biasanya berani mengambil risiko bahaya dan cenderung membahayakan orang lain.
“Perlu diketahui, macet bagian dari risiko yang harus ditanggung bersama. Tidak ada yang harus diprioritaskan, jadi gunakan etika agar tertib dan aman,” ucap Sony kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Menurut Sony, tidak sedikit pengemudi yang memberi dan mengambil kesempatan saat jalanan macet. Pengemudi yang mengambil kesempatan itulah yang sering mengambil jalur lawan arah atau agresif.
Baca juga: Moeldoko Minta SPKLU Diperbanyak
“Pengemudi yang seperti itu (mengambil kesempatan saat jalan macet) sebaiknya dikasih ruang, dan dijauhi. Karena kalau dihambat kadang berujung konflik atau serempet,” kata dia.
Sony melanjutkan, adalah hal yang wajar jika pengemudi merasa kesal ketika memberi ruang untuk pengemudi agresif. Namun lebih baik biarkan saja selama tidak merugikan, karena pengemudi seperti itu akan kena batunya.
“Pengemudi tipe agresif kalau ditegur bisa konflik. Kecelakaan saja belum tentu membuat mereka jera, jadi harus lebih matang dalam berpikir,” ucap Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.