Tidak hanya sedikit, jenisnya dirasa kurang cocok untuk mayoritas pengguna Indonesia yang mengedepankan faktor ekonomis dan segi ukuran.
“Harus ada lini mobil listrik yang masuk di tengah, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal, sekaligus menawarkan fitur yang bisa mengakomodir keinginan masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: Komparasi Mobil Listrik Mungil, Seres E1 Vs Wuling Air ev
3. Mobil Internal Combustion Engine (ICE) Semakin Bagus
Kendala terakhir yang diungkapkan Danto adalah mobil mobil berbahan bakar bensin atau ICE masih banyak beredar di pasaran dan menawarkan brbagai fitur yang jauh lebih menarik.
Menurutnya, hal ini adalah faktor terbesar yang bisa sangat menghambat proses elektrifikasi dan peralihan konsumen menuju kendaraan listrik.
“Mobil-mobil ICE terbaru masih sering masuk, fitur-fiturnya pun sewmakin bagus dari tahun ke tahun, jelas masyarakat tergoda. Selain itu, purna jual mobil ICE pasti lebih unggul dibandingkan mobil listrik,” ucapnya.
Baca juga: Mobil Listrik dengan Jarak Tempuh Terjauh, Jakarta-Surabaya Sekali Cas
Dia menilai, program elektrifikasi tidak akan bisa terjadi sepenuhnya jika APM masih memasok mobil-mobil listrik terbaru di pasar Indonesia.
“Menurut saya kalau mau Indonesia full elektrik, berarti persebaran ICE harus dikurangi, baik itu mobil atau motor,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.