Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Berlebihan Menyikapi Mobil Pelan di Lajur Kanan

Kompas.com - 20/05/2023, 11:22 WIB
Erwin Setiawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lajur kanan di jalan toll digunakan untuk mendahului kendaraan di depannya sesuai dengan aturan dan fungsinya. Dengan demikian, lalu lintas menjadi lebih teratur dan aman karena tidak akan terjadi manuver berbahaya di luar dugaan.

Masih banyak mobil yang melaju pelan dan tetap santai di lajur kanan. Perilaku tercela dalam berkendara ini disebut lane hogger, sudah banyak terjadi dan beberapa video beredar di media sosial.

Uniknya, dari beberapa video yang tersebar menunjukkan sikap pengendara lain yang justru membahayakan karena ingin memberi pembelajaran kepada pelaku lane hogger.

Baca juga: Jadi Lane Hogger di Jalan Tol Sama dengan Bahaya

Lane hogger sedang diberi pembelajaran oleh pengguna jalan lain.Tangkapan layar Lane hogger sedang diberi pembelajaran oleh pengguna jalan lain.

Salah satunya, video yang diunggah oleh akun @indocarstuff di Instagram. Dalam video tersebut tampak sebuah mobil putih melaju pelan di lajur kanan sedang didahului dari kiri dan kanan secara bersamaan.

Lebih ekstrem lagi, celah mobil yang melaju pelan dan pembatas jalan tidak cukup lega. Namun, pengguna jalan lain terkesan ngotot ingin mendahului dari sisi kanan yang terkesan ingin memberikan pembelajaran tentang aturan yang benar.

Di sisi lain, ada pengguna jalan yang lebih fleksibel terhadap aturan tersebut dengan mendahului dari sisi kiri, justru cara tersebut tampak lebih aman karena lebih lega.

Baca juga: Kenapa Masih Banyak Pelaku Lane Hogger di Jalan Tol?

contoh pengemudi lane hoggerinstagram.com/dashcam_owners_indonesia contoh pengemudi lane hogger

Sontak, fenomena tersebut menyita banyak perhatian netizen. Secara umum mereka tidak membenarkan perilaku lane hogger. Hanya saja, seperti apa sikap kita yang benar ketika menjumpainya di jalan?

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, pengemudi yang berjalan pelan di lajur kanan tentu melanggar etika karena dia sudah menghambat pengemudi yang akan mendahuluinya.

“Jenis pengemudi seperti itu sering dicap sebagai lane hogger, tidak hanya membahayakan tapi juga menyebalkan, akhirnya banyak yang nyusul dari sisi kiri,” ucap Sony kepada Kompas.com, Sabtu (20/5/2023).

Baca juga: Lane Hogger, 2 Mobil Saling Tempel di Jalan Tol

Innova terguling setelah mendahului lewat bahu jalanTangkapan layar Innova terguling setelah mendahului lewat bahu jalan

 

Sony mengatakan beberapa perilaku pengemudi di belakangnya tetap harus sesuai aturan dan tidak membahayakan pengendara lain.

Pertama, pengemudi di belakang bisa melakukan komunikasi lewat lampu atau klakson untuk minta jalan, menurut Sony, karena bagaimanapun antar pengendara sepatutnya saling berkomunikasi untuk menciptakan kenyamanan berkendara bersama.

Selain itu, jika memang tidak terlalu dibutuhkan Sony mengimbau pengendara di belakang tidak perlu mendahului. Dengan demikian pengendara tetap sesuai dengan aturan dan tidak membahayakan.

Baca juga: Masih Banyak Pelaku Lane Hogger di Jalan Tol Belum Sadar Bahaya

“Kalau memang aman, boleh saja mendahului dari sisi kiri tapi dengan kecepatan yang tidak terlalu ngebut, asumsi perbedaannya 5 sampai 10 Kpj, dan yang terpenting pastikan saat mendahului tidak agresif dan tidak mencoba memberi pelajaran,” ucap Sony.

Jadi, yang patut diutamakan oleh pengendara saat menjumpai lane hogger adalah keselamatan bukan aturan atau mengedepankan emosi. Meski begitu melaju pelan di lajur kanan tidak bisa dibenarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com