Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 3 Jenis Rem pada Bus, Mulai Tipe Kaki sampai Knalpot

Kompas.com - 09/05/2023, 12:42 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Layaknya kendaraan pada umumnya, bus juga dibekali dengan sistem pengereman yang memadai dan kuat untuk menghentikan lajunya.

Umumnya ada 3 jenis rem yang digunakan pada bus, yaitu hand brake (rem tangan), pedal brake (rem kaki), dan exhaust brake (rem knalpot).

Prasetyo Adhi Wibowo, Pemilik Bengkel Bus dan Truk ASNpro menjelaskan, prinsip penggunaan rem kaki dan rem tangan bus sebetulnya mirip-mirip dengan mobil, walaupun memang bus jauh lebih kompleks.

“Kalau exhaust brake memang hanya dijumpai di kendaraan-kendaraan niaga besar seperti bus. Mobil enggak punya ini,” ucapnya kepada Kompas.com, Senin (8/5/2023).

Baca juga: Motor Bebek Kerap Seliweran di Jalur Offroad

Rem udara bus Kompas.com Rem udara bus

1. Rem kaki bus

Walaupun pengoperasian rem kaki pada bus cukup serupa dengan mobil, konsep kerja antara keduanya cukup berbeda. Perbedaan ini bisa dilihat dari segi kekuatan dan mekanisme.

“Rem kaki menggunakan sistem compressed air brake (rem angin), dia mengandalkan angin untuk menekan disk brake pada roda, sebutan lainnya adalah sistem pneumatis,” ujarnya

Adhi menambahkan, sistem pneumatis yang dimaksud cukup serupa dengan sistem hidrolis mobil dari segi pengoperasian. Perbedaannya hanya sistem hidrolis menggunakan cairan dan sistem pneumatis menggunakan kompresi udara.

“Kalau bicara soal kuat-kuatan, sudah jelas rem kaki bus lebih kuat,” ucapnya.

Baca juga: Ini Tanda Termostat Mobil Sudah Waktunya Ganti

Perusahaan Otobus Siliwangi Antar Nusa (PO SAN) menghadirkan 4 unit bus terbaru dengan rute Pekanbaru-Blitar, menggunakan sasis Scania K360 IB Opticruise dari United Tractors, Selasa (4/10/2022).KOMPAS.com/Ruly Kurniawan Perusahaan Otobus Siliwangi Antar Nusa (PO SAN) menghadirkan 4 unit bus terbaru dengan rute Pekanbaru-Blitar, menggunakan sasis Scania K360 IB Opticruise dari United Tractors, Selasa (4/10/2022).

2. Rem tangan bus

Fungsi dan sistem kerja rem tangan pada bus juga cukup serupa dengan mobil. Ketika aktif, akan ada relay dari kompressor yang menggigit penggerak bus.

“Ketika diaktifkan, ibarat bus melempar jangkar. Kekuatan rem tangan bus jauh melebihi rem tangan mobil,” kata Adhi.

Terkait berapa beban maksimum yang bisa ditahan oleh rem tangan, Adhi menjelaskan angka tersebut bervariasi tergantung merek dan jenis bus.

“Cuma umumnya, rem tangan bisa bekerja dengan baik dan mampu menahan bus dengan payload capacity maksimum sampai kemiringan jalan 45 derajat,” ucap dia.

Baca juga: 4 Tips Berkendara yang Benar supaya Mobil Kuat Menanjak

Bus Persija Jakarta buatan Karoseri New ArmadaDOK. NEW ARMADA Bus Persija Jakarta buatan Karoseri New Armada

3. Rem Knalpot Bus

Terakhir yakni rem knalpot, inilah satu sistem pengereman yang hanya dijumpai pada kendaraan-kendaraan niaga besar seperti bus. Sistem kerjanya cukup serupa dengan engine brake alias rem mesin pada mobil.

“Ketika diaktifkan, nantinya akan ada seal penahan yang menutup knalpot. Ini akan membantu bus mengurangi kecepatan, misalnya di turunan,” kata Adhi.

Cara mengaktifkannya pun cukup rumit bagi pengemudi awam. Adhi menjelaskan, ada rangkaian sekuen khusus yang harus dilakukan supaya exhaust brake aktif.

“Ada tiga langkah, pertama bus dalam keadaan gigi rendah, pedal gas dalam keadaan nggantung (tidak diinjak), kemudian barulah menekan tombol khusus untuk mengaktifkan exhaust brake,” ucap dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com