JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indonesia Battery Corporation (IBC) menegaskan bahwa konsorsium LG Energy Solution (LGES) tetap berkomitmen bergabung ke dalam proyek patungan membangun baterai kendaraan listrik di Tanah Air.
Namun, diungkapkan Sekretaris Perusahaan IBC Muhammad Sabik, negosiasi kerja sama tersebut sedikit mundur dari target awal. Sebab, perusahaan pada akhir 2022 melakukan pergantian manajemen.
"Seperti yang disampaikan MIND ID lalu, dari sisi LG-nya itu terdapat pergantian konsorsium. Yah, itu urusannya merekalah, tetapi apakah ada pengaruh kepada proyek kita? Pasti ada," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/3/2023) malam.
Baca juga: Kolaborasi IBC dan 3 Produsen Motor Listrik, Bikin Standar Baterai yang Sama
"Samalah seperti di sini, semisal dalam suatu perusahaan terdapat pergantian manajemen. Lalu beberapa kerja sama rada ke-delay, wajar. Tapi, prosesnya ini tetap berjalan kok," lanjut Sabik.
Ia tidak mengatakan secara terperinci mengenai time line pembangunan atas pabrik baterai untuk kendaraan listrik di Indonesia yang rencananya bertempat di wilayah Karawang, Jawa Barat.
Hanya saja, dipastikan bahwa kerja sama antara IBC dan LGES tetap berlangsung. Mereka pun masih tertarik terhadap industri kendaraan bermotor di Indonesia.
"So far so good, ya," ucap Sabik lagi saat ditanya terkait pengaruh pergantian konsorsium terhadap rencana pembuatan pabrik baterai di Tanah Air.
Baca juga: Tanda Cairan Coolant Mobil Harus Segera Ganti
Kepastian tersebut sejalan dengan pernyataan Direktur Utama IBC Toto Nugroho dalam beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan bahwa LGES masih berkomitmen untuk ikut dalam proyek pembangunan baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Perusahaan Korea Selatan itu bahkan mengatakan siap memulai produksi pada 2025 atau paling lambat 2026 dengan taksiran proyek senilai Rp 122,79 triliun.
Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, rencana investasi pada usaha patungan LGES belum menemui titik terang. Bahkan, LGES disebut malah mendorong mitra konsorsium mereka, Huayou, untuk melanjutkan negosiasi.
IBC merupakan holding baterai kendaraan listrik Indonesia yang terdiri dari MIND ID yang mencangkup PT Aneka Tambang (Antam), Pertamina, dan PLN. Di sana, MIND ID memegang 25 persen saham IBC.
Baca juga: Diduga Ngantuk, Pengendara Wanita Ini Tiba-tiba Jatuh Tabrak Trotoar
“Kami dapat informasi dari Antam bahwa LG itu masih belum jelas statusnya. Tapi, LG mendorong anggota konsorsiumnya Huayou untuk melanjutkan diskusi dan negosiasi,” kata Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Senin (6/2/2023).
Ia menilai Huayou bukanlah mitra yang relevan bagi Antam. Hal itu berangkat dari portofolio Huayou yang lebih aktif berinvestasi pada pabrik pengolahan mineral atau smelter ketimbang mengurusi pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Kami masih menginginkan adanya konsorsium yang lengkap sampai ke manufaktur baterai kendaraan listrik, sedangkan Huayou hanya bergerak di pengembangan smelter,” ujarmya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.