Kemacetan lalu lintas diatasi Dinas Perhubungan Kota Semarang melalui rekayasa-rekayasa seperti pemberlakuan ruas jalan satu arah, manajemen traffic light, dan zonasi wilayah rawan macet sesuai data area traffic control sistem (ATCS).
"Tiap tahun kita kaji ulang kemacetan di Semarang. Untuk di ruas yang padat seperti di kawasan kuliner Pecinan sudah berlaku satu arah," sebut Endro.
Menanggapi hal itu, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyampaikan, penataan transportasi di Kota Semarang memerlukan pengendalian kendaraan pribadi. Tapi, Pemkot Semarang sebaiknya menyediakan layanan transportasi umum yang mendukung.
"Bisa belajar dari wilayah-wilayah lainnya, push strategy untuk mengurangi populasi kendaraan pribadi. Misalnya, penerapan 3 in 1 di pusat Kota, ganjil genap, atau melarang sepeda motor beroperasi di ruas jalan protokol yang padat," ucapnya.
Baca juga: Tarif Bus AKAP dan AKDP di Semarang Mulai Naik
Namun demikian, Djoko menekankan, fasilitas pendukung transportasi publik di wilayah ekonomi strategis dan pemerintahan diharapkan bisa terintegrasi. Nantinya, pembangunan ekosistem bisa meluas ke wilayah-wilayah penghubung seperti Demak, Kabupaten Semarang dan Kendal.
"Pull strateginya membuat aturan penggunaan transportasi publik. Bersama Pemprov, bisa memperbarui layanan BRT Trans Jateng," tutur Djoko.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.