Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Kerap Jadi Target Pelecehan Seksual Saat Naik Angkot

Kompas.com - 02/02/2023, 06:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar video di media sosial yang memperlihatkan seorang perempuan diduga mengalami pelecehan seksual saat naik angkutan kota (angkot).

Dalam video yang diunggah akun Instagram @jabodetabek.terkini, Rabu (1/2/2023), memperlihatkan seorang perempuan yang diduga dilecehkan oleh sopir angkot jurusan Serpong-Kalideres.

Perempuan tersebut duduk tepat di sebelah sopir angkot yang mengenakan kaos berwarna ungu. Tak berselang lama, sopir angkot itu terlihat menyentuh bagian paha penumpang dengan jari tangannya.

Baca juga: Siap-siap, Polisi Gelar Operasi Keselamatan 2023 Minggu Depan

Kejadian itu pun direkam oleh salah satu penumpang yang duduk di bagian belakang.

“Kejadian di depan mata sendiri. Mana bawa angkotnya ugal-ugalan. Mau teriakin, tapi takut kenapa-napa soalnya dalam angkot cuma ada 3 penumpang,” tulis narasi dalam unggahan tersebut.

Terkait hal ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, langkah yang harus diambil seorang perempuan apabila mengalami pelecehan seksual adalah tegas terhadap pelaku.

“Contoh dalam video jelas pelaku mencoba mencari kesempatan membuka peluang, dari situ pelaku pasti akan melihat respon korbannya,” ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/2/2023).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jabodetabek Terkini (@jabodetabek.terkini)

Sony melanjutkan, dalam kondisi tersebut sebaiknya penumpang segera amankan diri dari aksi pelaku dengan membatasi menggunakan barang-barang bawaan.

“Apabila aksi tersebut masih terjadi, tegur pelaku dengan bahasa dan kata-kata yang berwibawa. Pelaku akan menjadi dua kali lipat kalau korban terlihat lemah,” kata Sony.

Kemudian, ancam pelaku dengan merekam tindakannya dan segera minta berhenti untuk turun, karena hanya dengan menjauh korban dapat selamat.

“Jangan lupa selalu persiapkan alat penyemprot seperti parfum, dan segera arahkan ke mata pelaku apabila tindakannya sudah tidak bisa diredam,” ujar Sony.

Sony menambahkan, untuk menghindari kejadian ini sebaiknya para perempuan melakukan berbagai tindakan pencegahan. Seperti hindari berpakaian terbuka dan menggunakan pakaian yang sopan, tidak bepergian hingga larut malam, dan selalu minta kawalan dari rekan pria apabila memungkinkan.

“Selain itu tetap fokus dan waspada terhadap bahaya kejahatan, dan hindari daerah-daerah atau kendaraan umum yang rawan kejahatan,” kata Sony.

Kondisi tepi jalan raya yang mengarah ke Pondok Labu dan Cinere dekat Stasiun MRT Lebak Bulus, dipenuhi oleh angkot yang mengetem.KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Kondisi tepi jalan raya yang mengarah ke Pondok Labu dan Cinere dekat Stasiun MRT Lebak Bulus, dipenuhi oleh angkot yang mengetem.

Jangan takut melapor

Kasus pelecehan seksual di angkutan umum memang bukan pertama kalinya terjadi. Maka dari itu Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta meminta masyarakat segera melapor jika menjadi korban atau saksi pelecehan seksual di transportasi umum.

Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, akan memperbanyak pemasangan stiker informasi nomor darurat pengaduan pelecehan seksual. Nomor aduan yang ditentukan adalah 112 dan stikernya diletakkan di tempat yang terlihat jelas oleh penumpang.

Baca juga: ETLE di Jogja Berlaku untuk Mobil dan Motor?

“Perlunya melakukan mitigasi serta upaya-upaya atau regulasi yang komprehensif guna meminimalisir atau bahkan meniadakan tindak pelecehan seksual yang kerap terjadi di angkot dan transportasi publik,” ucap Syafrin beberapa waktu lalu.

Dengan begitu diharapkan tindak pelecehan seksual di angkutan umum bisa dicegah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com