Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Ampuh Cegah Ngantuk Saat Mengemudi di Jalan Tol

Kompas.com - 23/12/2022, 11:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

SEMARANG,KOMPAS.com - Libur Natal dan Tahun Baru tiba. Tentu banyak orang yang menjadikan libur akhir tahun untuk berwisata ke luar kota. 

Perjalanan jauh ratusan atau ribuan kilometer tentu akan menyenangkan. Namun demikian, kesiapan fisik, mental, dan kendaraan harus fit. 

Berkendara di jalan tol kerap memicu kebosanan, lelah dan mengantuk atau biasa disebut microsleep

Kejadian tersebut bahkan jadi penyebab kasus kecelakaan tertinggi, baik mobil pribadi, bus, dan truk pengiriman antar Pulau. 

Lantas apakah hal itu bisa dicegah? 

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, microsleep bisa dicegah dengan mengemudi sesuai batas kemampuan tubuh. 

Petugas tengah melakukan buka tutup rest area Km 62 B tol Jakarta - Cikampek, Jumat (6/5/2022) pukul 14.00 WIB.KOMPAS.COM/FARIDA Petugas tengah melakukan buka tutup rest area Km 62 B tol Jakarta - Cikampek, Jumat (6/5/2022) pukul 14.00 WIB.

"3-4 jam harus istirahat. Tubuh manusia ada batasnya, terlalu lama diam pada posisi duduk di jok, psikologis dan fisik juga lelah. Mudah mengantuk, sebisa mungkin malah tidur sesaat, itu nanti membuat tubuh fresh," tutur Sony kepada Kompas.com, Jumat (23/12/2022). 

Baca juga: Berkendara di Jalan Tol, Ketahui Fungsi Marka Chevron

Pada dasarnya reaksi teknis pengemudi yang kelelahan secara alami akan menurun. Sony melanjutkan, hal itu berbahaya karena lambat saat mendeteksi obyek yang mengancam. 

Kesalahan yang sering dilakukan, para pengemudi  justru menambah kecepatan untuk memicu hormon adrenalin, tentu agar tubuh bereaksi. 

Sony menyebut, begitu sampai fase puncak kelelahan pada kecepatan tinggi, tubuh justru merasakan rileks dan nyaman, hal itu yang berbahaya. 

"Niatnya biar tubuh bugar, tapi salah, microsleep fase terparah justru terjadi. Kontrol tubuh hilang, dan waktu beberapa detik tak sadar otak dan tubuh tak bekerja, terlelap. Jauh lebih fatal, itu juga sering memicu halusinasi," kata dia. 

Solusi terbaik adalah sadar jika tubuh terasa letih, otak, indera penglihatan, dan reaksi organ tubuh lainnya tak sinkron, sesegera mungkin untuk beristirahat. 

Maka dari itu, Sony menyarankan, mengemudi yang bijak tak perlu terlalu memaksa untuk melawan ego, mengejar waktu, atau tujuan-tujuan tertentu. 

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, microsleep penyebabnya beragam, namun yang banyak terjadi, akibat kelelahan fisik dan tekanan mental. 

Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.monstArrr_/Unsplash Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.

"Penat, kecapekan, dan tertekan karena banyak masalah bisa. Kan kita enggak tau, orang yang fisiknya sehat, tapi kondisi jiwanya seperti apa. Pastinya satu orang dan lainnya beda-beda. Stress, labil, dan mudah tersinggung, semacam penyakit yang umum. Apalagi kondisi jalan raya, tol, kebanyakan kondisi lalin macet, engga tertib, bikin emosi sendiri kan," tutur Jusri. 

Baca juga: Menutup Kap Mesin Mobil yang Benar, Dibanting atau Ditekan?

Menurut Jusri, sebelum melakukan perjalanan jauh, kondisi fisik wajib sehat dan beristirahat yang cukup. 

"Konsumsi vitamin dari makanan-makanan yang bergizi, asupan kalori cukup dan seimbang. Waktu istirahat sebelum perjalanan juga perlu diatur, jadi tak mengalami kelelahan di perjalanan," ucap Jusri. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com