Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Berkendara dan Isi Bensin Saat Hujan Bisa Lebih Irit?

Kompas.com - 11/11/2022, 10:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kelembaban udara saat musim hujan cukup rendah karena tingginya kadar uap air. Udara yang padat bagus untuk kompresi pembakaran mesin kendaraan. 

Hasilnya, performa mesin mobil akan meningkat didukung dengan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang maksimal sehingga lebih efisien. Mesin mobil bisa memperoleh performa terbaiknya karena suhu ideal pembakaran lebih mudah tercapai. 

Kondisi tersebut membuat sebagian pemilik mobil berasumsi bila mengisi bahan bakar saat hujan akan mendapat takaran volume lebih banyak, lantaran udara dingin membuat BBM menjadi padat.

Baca juga: Kenapa Mobil Pakai Pelek Besar Lebih Boros BBM?

Lalu apakah hal itu benar adanya atau sekadar mitos?

Pakar Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi mengatakan, komposisi udara jadi padat dan tingkat penyusutan bahan bakar cenderung berkurang. 

Ilustrasi SPBU Pertamina. 

Dok. Pertamina Ilustrasi SPBU Pertamina.

"Bahan bakar terasa lebih irit saat digunakan karena udara padat yang mempengaruhi kompresi mesin. Tingkat konsumsi bahan bakar selama kompresi pengapian jadi seperti berkurang, ada selisih jika dihitung berdasarkan rekapitulasi akhir perjalanan," ujar Widya kepada Kompas.com, Kamis (10/11/2022).

"Sebenarnya volume isi bahan bakar sama saja, hanya yang membedakan isi di dalam tangki lebih padat karena pengaruh suhu lingkungan luar," katanya.

Mesin yang bekerja membutuhkan asupan bahan bakar yang jumlahnya fluktuatif karena disesuaikan medan jalan yang dilalui. Kendaraan yang banyak melewati rute stop and go, catatan konsumsi bahan bakar akhir hasilnya lebih buruk. 

Baca juga: Sudah Bisa Dipesan, Toyota bZ4X Baru Dikirim Bulan Depan

Kompresi mesin kendaraan saat mobil diam jatuhnya lebih banyak karena mesin membutuhkan sirkulasi bahan bakar untuk melakukan proses cooling down. 

"Posisi diam dengan jarak antar kendaraan yang terlalu dekat membuat mesin membutuhkan pendinginan maksimal. Untuk bekerja pada suhu ideal, ECU akhirnya memaksimalkan aliran bahan bakar minyak sampai ruang bakar," terangnya. 

Mesin Perodua Ativa Hybrid alias Rocky Hybrid di MalaysiaPAULTAN.org Mesin Perodua Ativa Hybrid alias Rocky Hybrid di Malaysia

Penggunaan bahan bakar jadi lebih efisien karena ditentukan kompresi mesin yang naik signifikan. Udara luar yang dingin mendorong ledakan kompresi mesin lebih baik karena sifatnya lebih padat. 

Ruang bakar kemudian menciptakan rasio komposisi udara dan bahan bakar yang padat. Mesin jadi responsif terhadap perubahan suhu kerja lingkungan. 

"Udara dingin menghasilkan oksigen tinggi, bagus untuk berjalannya proses kompresi. Komponen mekanis berbahan logam bisa menyusut sehingga membuat terciptanya ledakan besar, menandakan komposisi bahan bakar dan udara seimbang," kata dia. 

Sementara itu, Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, mesin kendaraan saat suhu dingin celah-celah terkecil komponen akan menyusut. 

Pembakaran mesin berjalan sempurna bahkan tingkat konsumsi bahan bakar bisa lebih baik karena menghasilkan tenaga yang maksimum. 

Baca juga: Total Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia Capai Rp 1,92 Triliun

Dealer dan bengkel Toyota Kartika Sari yang berada di Kota Malang, Jawa TimurNugraha Perdana Dealer dan bengkel Toyota Kartika Sari yang berada di Kota Malang, Jawa Timur

"Rata, tidak dominan salah satunya, jadi udara dingin menciptakan komponen logam yang biasanya mengembang jadi susut. Bagus sekali untuk berjalannya proses kompresi mesin karena tingkat kebutuhan bahan bakar dan udara bisa tersirkulasi sempurna sampai celah-celah komponen," kata Bambang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com