Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Era Elektrifikasi, Hyundai Usul Ada Insentif Bea Masuk Impor Komponen

Kompas.com - 11/11/2022, 08:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengusulkan adanya pemberian insentif terhadap bea masuk impor untuk komponen kendaraan listrik ke dalam negeri untuk bisa mengurangi biaya produksi dan menambah nilai jual di pasar.

Pasalnya, saat ini masih cukup banyak komponen yang harus didatangkan atau diimpor untuk bisa memproduksi suatu kendaraan listrik Hyundai, yaitu Ioniq 5. Salah satunya ialah baterai sebagai komponen penting sekaligus penggerak.

Demikian dikatakan oleh External Affairs Manager HMID Merbayoga Rio Hastra dalam RDP bersama Komisi VII DPR dan Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Rabu (9/11/2022).

Baca juga: Total Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia Capai Rp 1,92 Triliun

Handover Ceremony Genesis G80 dan Hyundai Ioniq 5 untuk KTT G20 di Jakarta, Rabu (25/10/2022).KOMPAS.com/Ruly Kurniawan Handover Ceremony Genesis G80 dan Hyundai Ioniq 5 untuk KTT G20 di Jakarta, Rabu (25/10/2022).

"Hyundai Indonesia sudah memiliki fasilitas lengkap untuk produksi mobil listrik di pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) Cikarang. Kita sudah memproduksi Ioniq 5 mulai Maret 2022 kemarin," kata Yoga.

"Skema produksi untuk Ioniq 5 sekarang masih CKD (completely knocked down) jadi mayoritas komponennya masih diimpor. Jadi yang bisa kita usulkan ialah bea masuk (diberikan insentif) karena ini berkontribusi ke biaya produksi dan market competitiveness," lanjut dia.

Seperti diketahui, Hyundai telah memulai produksi Ioniq 5 sejak April 2022 dan ditargetkan mencapai 1.500 unit sampai akhir tahun nanti. Hingga Oktober 2022, produksi kendaraan listrik tersebut telah mencapai 1.458 unit.

Hyundai Ioniq 5Kompas.com/Donny Hyundai Ioniq 5

Dengan skema CKD, Ioniq 5 diklaim memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 40 persen walau tidak dijelaskan secara rinci. Langkah ini sesuai amanat pemerintah yang tercantum dalam Permenperin No.6 tahun 2022.

Yoga pun mengapresiasi insentif-insentif yang telah diberikan oleh pemerintah selama ini. Menurutnya, insentif seperti tax holiday, relaksasi PPnBM, dan lain-lain turut berdampak pada kinerja penjualan.

“Semua insentif yang diberikan alhamdulillah berpengaruh terhadap penjualan. Untuk (usulan) peluang insentif ke depan yang mungkin bisa disampaikan di kesempatan kali ini mungkin bea masuk impor untuk komponen,” ujarnya.

Baca juga: Kesiapan Wuling Hadapi Era Kendaraan Listrik di Indonesia

Electric Global Modular Platform yang digunakan Hyundai Ioniq 5Kompas.com/Donny Electric Global Modular Platform yang digunakan Hyundai Ioniq 5

Selain itu, ia juga berharap pemerintah bisa memacu pengembangan infrastruktur kendaraan listrik hingga ke luar Pulau Jawa.

Sebab hal tersebut sangat berpengaruh terhadap penciptaan ekosistem industri kendaraan listrik.

“(Pengembangan infrastruktur kendaraan listrik) juga bisa dilakukan merata, mungkin terutama di luar Jawa. Hal itu mungkin bisa menambah peluang pak untuk membuka pasar mobil listrik di indonesia,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com