Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Flat Spot pada Ban Mobil

Kompas.com - 21/10/2022, 07:12 WIB
Serafina Ophelia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ban mobil menjadi salah satu komponen penting pada kendaraan bermotor, karena merupakan bagian kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan atau aspal.

Maka dari itu, kondisinya harus selalu rutin diperhatikan. Khususnya, jika kendaraan tersebut lama tidak dipakai atau diparkir untuk waktu yang lama.

Ketika lama tidak dipakai, pemilik kendaraan harus mengecek dengan teliti berbagai komponen kendaraan saat akan memakainya kembali. Misalnya, kaki-kaki, cakram, hingga kampas rem.

Ada dampaknya sendiri buat ban mobil, jika ban lama terparkir dan tidak digunakan, yaitu munculnya flat spot. Flat spot merupakan kondisi di mana tapak ban mengalami kerusakan atau keausan akibat tekanan secara terus menerus pada bagian ban yang sama.

Baca juga: Apakah Benar Ban Profil Tipis Bikin Handling Mobil Stabil?

Selain itu, kondisi ban yang dingin karena cuaca, serta kondisi ruang penyimpanan yang lembab juga bisa menjadi penyebab tekanan udara pada ban cepat berkurang.

Hal ini dijelaskan oleh National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) PT Hankook Tire Sales Indonesia Apriyanto Yuwono.

"Secara fisik ban yang mengalami flat spot susah untuk diketahui (karena bagian yang mengalami flat spot berada di bagian yang berkontak langsung dengan jalanan). Saat mengemudi, Anda bisa merasakan getaran, handling yang tidak nyaman, hingga dentuman halus," ucap Apri dikutip dari keterangan resmi, Kamis (20/10/2022).

Ilustrasi ban mobil, ban HankookDok. Hankook Ilustrasi ban mobil, ban Hankook

Jika sudah mengalami flat spot permanen, maka ban harus diganti dengan yang baru. Namun, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya flat spot pada ban kendaraan.

Yang pertama, pemilik kendaraan bisa menggunakan penyanggah ban jika kendaraan sedang tidak dipakai dalam jangka waktu yang lama. Penyanggah ban dapat membuat ban tersebut tetap bertahan pada bentuk aslinya dan tidak terbeban pada satu titik tumpu saja.

Saat menggunakan penyanggah ban, hindari kontak langsung dengan sinar matahari. SInar UV dapat merusak dan membuat ban menjadi kering.

Baca juga: Mitsubishi XFC Concept Pesaing HR-V dan Creta Bakal Ada Versi Hybrid

Selanjutnya, panaskan kendaraan secara berkala. Panaskan mesin, lalu gunakan kendaraan berkeliling untuk jarak yang dekat saja selama lima sampai tujuh menit. Ini bertujuan untuk menjaga mesin tetap bekerja, serta menjaga suhu ban tetap stabil.

Kemudian, naikan tekanan angin pada ban. Disarankan, tekanan pada ban dinaikan hingga 3 psi, namun pastikan tidak melebihi batas maksimal atau rekomendasi pabrikan. Cek juga tekanan angin secara berkala.

Terakhir, cek keausan ban pada simbol tread wear indicator (TWI) secara berkala. Tekanan angin yang berkurang pada ban dapat mempercepat keausan ban, karena beban yang diterima oleh tapak ban akan menjadi lebih besar. Pengecekan dapat dilakukan seminggu sekali selama kendaraan sedang tidak digunakan.

"Kondisi flat spot dan kampas rem yang lengket akan mengganggu performa kendaraan Anda, jika dibiatkan dalam jangka waktu yang lama, kondisi tersebut bisa menimbulkan risiko yang berbahaya. Maka dari itu, Hankook Tire siap memberikan layanan konsultasi perawatan ban di setiap jaringan distribusi kami," ucap Apri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com