Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemain Lokal Soal Kendala Baterai Motor Listrik

Kompas.com - 30/09/2022, 11:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai pemain baru, merek Nusantara motor listrik Indonesia menggandeng perusahaan energi Oyika untuk isi daya baterai lewat jaringan stasiun penukaran yang ada.

Hosea Sanjaya, pendiri dan CEO Nusantara Group, mengatakan, sebetulnya saat beli motor konsumen tidak perlu beli baterai tapi biarkan dari perusahaan energi atau baterai yang siapkan.

"Bahwa seperti kita menggunakan bahan bakar minyak, yang kita pakai kan manfaatnya. Ini energi yang kita pakai manfaatnya. Bisa terbayang tidak kalau di rumah kita punya listrik masing-masing punya genset, coba bayangkan," kata dia saat ditemui Kompas.com, di IEMS 2022, di Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Baca juga: Marc Marquez Masih Tanpa Target di MotoGP Thailand

Nusantara Rama dan Nusantara Maju menggunakan sistem swap battery dari Oyika.KOMPAS.com/Gilang Nusantara Rama dan Nusantara Maju menggunakan sistem swap battery dari Oyika.

Hosea mengatakan, saat konsumen beli motor dengan baterai maka harga motor jadi tinggi. Kemudian bisa saja konsumen sebetulnya mendapat spesifikasi baterai bukan yang terbaik.

"Baterai itu kalau dikondisikan konsumen harus membeli bersama motor, ada pertama kecenderungannya ada harga, pasti mereka mencari ekuilibrium (kesetaraan) ke harga berapa baterai itu saya bisa jual konsumen bisa beli," kata dia.

"Kecenderungannya dia beli baterai yang kualitasnya bukan yang terbaik karena sudah diserahkan ke pelanggan, padahal pelanggan baterai hanya digunakan untuk menggerakkan motor," kata Hosea.

Baca juga: Dukung Elektrifikasi Kendaraan, PLN Paparkan Konsep V2G

Nusantara Rama mejeng di ajang Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022.
KOMPAS.com/Gilang Nusantara Rama mejeng di ajang Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022.

Hosea mengatakan baterai yang bagus diukur dari banyaknya recycle time atau isi daya. Makin banyak makin bagus. Adapun saat ini mayoritas yang ada di pasar Hosea menyebut hanya "cukup bagus."

"Kualitas baterai diukur dari kualitas recycle time, baterai motor terbaik itu yang ada di referensi global sampai 7.000 kali (charging) kalau bisa sampai 7.000 kali bisa dikatakan itu generasi terakhir, seperti 5G, itu charging time cepat, bentuk lebih ringan," kata dia.

"Tapi yang ada di pasar (saat ini) 1.000 kali dikasih garansi. Anggap hampir tiga tahun, tapi kan tidak bisa penuh begitu sehari bisa dua kali di cas nah pabrik bilang dua tahun, nah kualitas batarai itu tidak bisa dibilang baik tapi cukup baik," kata dia.

Baca juga: Volta Luncurkan Motor Listrik Mirip Vespa, Harga Rp 18 Jutaan

Harga NIU Gova 03 di Oyika lebih murah dari yang dijual oleh Utomocorp. Bisa demikian sebab konsumen hanya membeli motor sedangkan baterainya model sewa ke Oyika.KOMPAS.com/Dio Harga NIU Gova 03 di Oyika lebih murah dari yang dijual oleh Utomocorp. Bisa demikian sebab konsumen hanya membeli motor sedangkan baterainya model sewa ke Oyika.

Kendala lain kata Hosea, saat tren motor listrik sudah besar maka akan jadi kendala baru yaitu masalah limbah baterai.

"Nah setelah dipakai dua tahun itu kemana, karena milik konsumen nah itu jadi masalah lingkungan," kata dia.

"Nah dengan sistem penukaran baterai pemerintah sudah memikirkan, baterai ditukar karena ini perusahaan energi akan mengupdate yang kualitas terbaru dan membeli kualitas tinggi yang chargingnya cepat," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com