Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Listrik dari Mercedes Benz Dinantikan Mayasari dan Transjakarta

Kompas.com - 29/09/2022, 19:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayasari Bakti bisa dibilang menjadi operator pertama yang menggunakan bus listrik sebagai armada Transjakarta. Tercatat sudah ada 30 bus listrik yang beroperasi di Jakarta.

Untuk model bus yang digunakan adalah BYD dari China. Walaupun sudah digunakan, Mayasari Bakti juga masih menunggu sasis bus listrik dari Mercedes Benz.

Naeem Hassim, President Director PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) APM Mercedes Benz Truck & Bus mengatakan, untuk bus listrik memang sampai saat ini masih proses untuk bisa datang ke Indonesia.

Baca juga: Mercedes Benz Dukung Karoseri Lokal Produksi Bodi Bus Listrik

Sasis bus listrik Mercedes Benz eO500UMERCEDES-BENS-BUS.com Sasis bus listrik Mercedes Benz eO500U

"Saya dapat permintaan dari perusahaan seperti Mayasari dan Transjakarta, kapan bus listrik Mercedes Benz masuk Indonesia? saat ini kami sedang mengerjakan hal itu," ucapnya di Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Untuk langkah awal, Naeem akan mengajak para stakeholder dan peminat bus listrik untuk pergi ke Brazil. Mengingat per awal 2022, pabrik Mercedes Benz di Brazil sudah memproduksi sasis bus listrik dengan model eO500U.

"Kalau semua sesuai rencana, saya harap bisa kita bawa bus listrik ke Indonesia di kuartal pertama atau kedua 2023," ucap Naeem.

Baca juga: PO Rosalia Indah Tambah Lagi Bus Tingkat dari Karoseri Adiputro

Tapi masih ada masalah lain sebelum mendatangkan sasis bus listrik ke Indonesia, yakni biaya impornya yang masih mahal. Jika mau mendatangkan sasis bus saja dari luar (impor) maka tarifnya 40 persen.

"Tentu Pemerintah punya peraturan dan regulasi. Biaya untuk bawa sasis bus listrik ke Indonesia adalah 40 persen, ini sangat tinggi untuk konsumen," ucapnya.

Tujuan Naeem untuk di Indonesia adalah bukan cuma menjual bus listrik secara utuh (CBU), tapi berencana untuk merakitnya di Indonesia. Namun tentu beberapa unit awal harus diimpor dahulu untuk lihat kemungkinan CKD atau IKD.

"Ini yang sedang kita bicarakan dengan pemerintah, izinkan kami bawa beberapa unit, jadi kita bisa CKD dan IKD, nanti kita lihat bagaimana kita bisa memproduksinya dan membawa volume yang besar di tahun mendatang (kespor)," ucap Naeem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com