Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Masyarakat untuk Konversi Kendaraan Listrik

Kompas.com - 26/09/2022, 18:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konversi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) atau konvensional dipercaya bisa mendorong ekosistem penggunaan kendaraan bermotor listrik di Indonesia.

Saat ini aturan mengenai konversi baru menyentuh kendaraan roda dua alias sepeda motor. Kedepannya, konversi juga akan dilakukan pada kendaraan roda empat atau lebih.

Kendati demikian, Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif yang berprofesi sebagai dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, ada beberapa permasalahan seputar gerakan konversi dari kendaraan BBM menjadi Electric Vehicle (EV) oleh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Stigma Kalau Pakai Kendaraan Listrik Itu Rumit dan Mahal

“Seperti belum tersediannya Sumber Daya Manusia (SDM) montir konversi kendaraan listrik yang bersertifikasi dalam jumlah yang signifikan. Kemudian, belum tersedianya bengkel bersertifikasi yang mudah diakses di banyak wilayah juga menjadi salah satu hambatan,” ujar Martinus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/9/2022).

Konversi Vespa Listrik Elders Garage di PEVS 2022Janlika Putri/ Kompas.com Konversi Vespa Listrik Elders Garage di PEVS 2022

Tak hanya itu, persoalan biaya juga cukup menghantui masyarakat yang ingin melakukan konversi kendaraan bensin menjadi listrik.

Seperti belum tersedianya parts produksi dalam negeri yang bersertifikasi demi memastikan safety bagi masyarakat yang akan mengonversikan kendaraan ICE-nya.

“Ditambah harga komponen khususnya baterai di pasar retail yang masih sangat mahal, semuanya masih harus impor. Serta biaya instalasi yang cukup mahal,” kata dia.

Baca juga: Penyempurnaan yang Disematkan Mitsubishi pada New Xpander Cross

Selain itu, tidak adanya garansi terhadap keandalan sistem kendaraan listrik khususnya kualitas dan keamanan baterai yang dibeli di after market juga perlu perhatian khusus.

“Beberapa hal inilah yang membuat masyarakat cenderung masih 'wait and see' terhadap berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk berpindah ke EV,” ucap Martinus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com