Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Indonesia Menjadi Pemain Otomotif Dunia

Kompas.com - 16/09/2022, 15:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut bahwa industri otomotif Indonesia memiliki peluang besar untuk bersaing menjdi salah satu produsen kelas dunia.

Hal tersebut seiring dengan kemampuan produksi mobil di dalam negeri yang mencapai 1,12 juta unit. Menempatkan Indonesia di posisi ke-15 dalam jajaran produsen mobil global.

Posisi ini setingkat di atas Kanada yang tahun lalu mampu memproduksi 1,1 juta unit serta di bawah Turki dengan tingkat produksi tahunan 1,2 juta unit. Adapun posisi teratas, diisi oleh China yang sanggup memproduksi 26 juta tahun lalu.

Baca juga: Pelaku Konversi Motor Listrik Minta Skema yang Sederhana

Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho Pekerja merakit mobil pick up di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) untuk mulai beroperasi memproduksi mobil. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

Di wilayah Asia Tenggara sendiri, angka produksi kendaraan roda empat atau lebih di Indonesia hanya kalah dari Thailand yng berada di urutan ke-11 dengan tingkat produksi 1,68 juta unit.

Berdasarkan capaian tersebut, Sekertaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara percaya bahwa Indonesia masih bisa naik kelas walau persaingan di industri otomotif kian ketat.

“Selama ini pesaing terdekat Indonesia adalah Thailand di Asia Tenggara. Belakangan ini, Vietnam juga agresif mengembangkan industri otomotifnya,” ujar Kukuh dalam diskusi virtual, Kamis (15/9/2022).

Sebab menurutnya, industri otomotif Indonesia memiliki sejumlah kekuatan yang dapat menopang kinerja sektor tersebut.

Baca juga: Berbagai Kendala Truk Listrik Daimler Belum Diperkenalkan di Indonesia

Pabrik mobil SGMW di Liuzhou Guangxi, China. Pabrik ini mampu memproduksi mobil hingga 60 unit per jam atau 1 unit per menit.Kompas.com/ Bambang PJ Pabrik mobil SGMW di Liuzhou Guangxi, China. Pabrik ini mampu memproduksi mobil hingga 60 unit per jam atau 1 unit per menit.

Di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan tetap stabil di level 5 persen secara rata-rata sampai tahun 2024 dan pembangunan infrastruktur yang masih terus digeber oleh pemerintah sehingga timbul permintaan terhadap kendaraan bermotor roda dua maupun empat.

Selain itu, kapasitas produksi mobil nasional tergolong besar yakni mencapai 2,4 juta unit per tahun. Artinya masih banyak ruang untuk peningkatan utilisasi produksi mobil nasional.

Potensi pasar otomotif Indonesia juga sangat besar lantaran rasio kepemilikan kendaraan pribadi yang masih rendah di masyarakat.

“Saat ini baru ada 99 kendaraan dari total 1.000 penduduk. Kalau naik satu saja, sudah sangat besar. Apalagi jika dikuasai kendaraan listrik,” kata Kukuh.

Baca juga: Kenaikan Harga BBM Dianggap Jadi Momen Beralih ke Kendaraan Listrik

Ilustrasi mobil bekas. Penjualan mobil bekas di Bengkulu anjlok sampai 50 persen pasca kenaikan harga BBM.SHUTTERSTOCK/Fedorovekb Ilustrasi mobil bekas. Penjualan mobil bekas di Bengkulu anjlok sampai 50 persen pasca kenaikan harga BBM.

Indonesia juga terbukti memiliki banyak talenta sumber daya manusia andal untuk mengembangkan industri otomotif dalam negeri.

Hanya saja diakui bila industri otomotif Indonesia punya kelemahan yang cukup menonjol, yakni ketergantungan atas terhadap material atau komponen tertentu dari negara lain alias impor. Tanah Air juga masih memiliki masalah berupa ketersediaan dan keterjangkauan bahan baku lokal.

Atas tantangan itu, Gaikindo terus mendorong kesiapan pemasok komponen dari dalam negeri. Bahkan, industri komponen otomotif Indonesia diharapkan tidak hanya jago di dalam negeri saja, tapi juga harus gencar mengekspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com