Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kebiasaan Buruk Bikin Kampas Kopling Habis Duluan

Kompas.com - 15/09/2022, 14:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kebiasaan mengemudi yang salah berdampak buruk terhadap usia pakai komponen. Salah satunya seperti kampas kopling pada mobil transmisi manual. 

Dengan kondisi kampas kopling yang aus, membuat tenaga mobil otomatis loyo, terlebih jika melewati medan tanjakan. Bahkan, mobil bisa gagal menanjak. 

Tak hanya itu, kerusakan komponen kopling bisa merembet dan menyebabkan bagian utama kopling lainnya, seperti cover clutch dan matahari kopling ikut terpengaruh. 

Lantas gaya mengemudi seperti apa yang menyebabkan kampas kopling berusia pendek?  

Baca juga: Ketahui Penyebab Pedal Kopling Mobil Transmisi Manual Jadi Berat

  • Oper Gigi 

Ilustrasi tuas transmisi manual mobil ToyotaJames Gilboy/thedrive.com Ilustrasi tuas transmisi manual mobil Toyota
Mengemudi mobil manual, memang memiliki seni tersendiri lantaran pengendara memegang kontrol penuh pada percepatan perpindahan gigi.  

Namun demikian, perpindahan gigi yang salah bisa berdampak buruk terhadap usia pakai komponen kopling. Misal melakukan dengan kasar yang membuat kondisi kampas gosong, sebab gigi transmisi dan kopling belum terhubung dengan baik. 

Menurut Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto, karena tenaga mesin masuk transmisi belum semuanya namun dipaksa mentransfer ke gardan, yang dirasakan perpindahan gigi akan terasa menyentak.

"Hentakan pas lepas kopling itu berpengaruh usia kampas kopling. Seperti ada yang tertahan. Teknisnya, kampas kopling dan gear shaft sama-sama beradu sebelum waktunya," ucap Bambang kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2022). 

  • Setengah Kopling

Posisi kaki kiri tengah menginjak kopling saat mengendarai mobil bertransmisi manual.Youtube/Maxresdefault Posisi kaki kiri tengah menginjak kopling saat mengendarai mobil bertransmisi manual.

Pengemudi sering menggunakan teknik ini dalam menahan laju mobil saat berhenti di lampu merah atau tanjakan. Alasannya, simpel stop and go jadi lebih gampang. 

Cara ini dianggap tidak benar dan membuat gesekan berlebihan pada pelat kopling. Konsekuensinya kampas habis lebih cepat sebelum jadwal pergantian 80.000 kilometer (km). 

  • Kaki Nempel Kopling 

Toyota GR Supra akan mendapat opsi sistem transmisi manualDok. Toyota Toyota GR Supra akan mendapat opsi sistem transmisi manual

Para pengemudi biasanya sering meletakkan kaki kiri tanpa sadar diatas pedal kopling, mungkin hal ini dilakukan agar refleks lebih cepat. 

Meski terinjak sedikit,  pegas kopling sudah bergesekan. Padahal, peran dari pegas kopling membuat pelat penekan dapat memberi dorongan pada kampas kopling.

Tekanan itu, imbasnya grip kampas kopling pun menjadi kurang kuat dan memicu terjadi slip, yang kemudian membuat permukaan kampas kopling jadi cepat terkikis bahkan cepat habis. 

"Kampas kopling slip terjadi karena grip permukaan kampas habis. Tenaga tidak bisa tersalurkan seluruhnya, alias tertahan," kata Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana. 

  • Posisi Gigi Transmisi Tidak Sesuai 

Transmisi manual All New Isuzu D-MaxKOMPAS.com/FATHAN RADITYASANI Transmisi manual All New Isuzu D-Max
Terakhir, kebiasaan menggunakan gigi transmisi terlalu tinggi tidak seimbang dengan rpm mesin. Biasanya, pengemudi ingin laju mobil lebih halus, lantas jalan pelan dengan main gigi tinggi. 

Padahal dengan begitu, pelat kopling bergesekan setengah, alias hampir mirip dengan teknik setengah kopling. Grip kopling jadi termakan, dan mempercepat keausan. 

Baca juga: Jangan Lupakan 5 Hal ini Bila Mobil Tak Mau Boros BBM

"Misalnya, jalan pelan tapi posisi gigi pakai 2, atau 3. Nah, tenaga mesin jadi tertahan di girboks, kopling membagi penyaluran tenaga ke gardan dan mengorbankan gesekan pelat dengan matahari. Dalam waktu lama, salah satunya cepat habis," kata Andika. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com