Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waktu Tepat Ganti Kampas Kopling Manual

Kompas.com - 15/09/2022, 09:42 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dalam rangkaian sistem transmisi manual, kampas kopling memiliki peran penting, yakni untuk memutus dan menyambungkan tenaga putar dari sektor mesin ke bagian transmisi.

Selain itu, kampas kopling juga berguna untuk meredam berbagai hentakan dan getaran yang biasanya timbul saat proses sambung putus berlangsung.

Namun hal tersebut akan berkuran saat ketebalan kampas kopling mulai susut atau aus. Bahkan bisa membuat tenaga mesin juga menjadi loyo.

Umumnya, gejala kampas kopling manual yang sudah aus bisa dirasakan dari tarikan mesin yang berat atau terasa ngeden ketika melewati tanjakan.

Baca juga: Ketahui Penyebab Pedal Kopling Mobil Transmisi Manual Jadi Berat

Hal ini sangat berbahaya, bahkan mobil bisa mogok. Sayangnya, pengemudi banyak tidak paham bagaimana perbedaan kopling normal atau bermasalah, padahal dampaknya bisa fatal.

Lantas, kapan waktu ideal ganti kampas kopling?

Menurut Bambang Sri Haryanto Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang, patokan pergantian kampas kopling manual tak bisa berdasarkan waktu.

Syaratnya, bisa ikut memperhatikan kondisi performa mobil. Apakah tetap atau ada penurunan tenaga. 

Kampas kopling manual yang sudah tipis biasanya disertai pedal kopling berat, atau gejala mesin meraung tapi tidak ada tenaga keluar. 

Suasana bengkel resmi Honda Kusuma Siliwangi Dicky Aditya Wijaya Suasana bengkel resmi Honda Kusuma Siliwangi

"Setelan pedal kopling jadi tinggi, otomatis berat saat di injak. Gejala itu adalah awal sebelum bertambah parah. Mesin tidak responsif, suaranya meraung tapi tidak bertenaga. Rpm jadi tinggi," ucap Bambang kepada Kompas.com, Rabu (14/9/2022). 

Baca juga: Instruksi Jokowi, Kendaraan Dinas Pemerintahan Harus Kendaraan Listrik, Bisa Sewa Dulu

Gampang dirasakan bila mobil diajak akselerasi mendadak, walau pedal diinjak dalam tenaga mobil malah diam di tempat. Artinya, tenaga mesin tertahan dalam transmisi tidak sampai tersalur ke gardan. 

Selanjutnya, bila di tanjakan bisa sangat terasa berat. Lalu, ketika mobil dipaksa akhirnya bau sangit. 

"Nah ini yang sering membuat gagal nanjak. Mobil sudah ambil momentum dari bawah sampai ujung tanjakan tiba-tiba berhenti. Pelat kopling panas dan slip, dari dalam kabin tercium bau sangit. Mobil harus di diamkan agar bisa kembali jalan," kata dia. 

Posisi kaki kiri tengah menginjak kopling saat mengendarai mobil bertransmisi manual.Youtube/Maxresdefault Posisi kaki kiri tengah menginjak kopling saat mengendarai mobil bertransmisi manual.

Slip kopling, biasanya terjadi karena kampas yang menipis, pengemudi tidak tau atau nekat membiarkan mobil digunakan berkativitas. 

Sementara itu, Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana menjelaskan, kampas kopling tipis dampaknya menjalar kemana-mana. Bahkan, suhu temperatur mesin bisa meningkat. 

Hal itu bersumber lantaran tidak ada grip permukaan kampas yang berotasi menyalurkan tenaga mesin. Permukan plat kopling yang habis jadi licin, kemudian membuat rotasi putaran mesin semakin cepat. 

Baca juga: Gigi Susah Masuk, yang Bermasalah Kopling atau Transmisi?

"Tenaga mesin tersalur sempurna bila pelat kopling bergesekan dengan cepat. Bila tipis, grip permukaan plat kopling jadi licin. Sehingga tenaga tersalur ke gardan sangat sedikit. Mesin harus berputar lebih cepat dari sebelumnya dan putaran mesin itu membuat suhu temperatur tidak stabil," ucap Andika. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com