Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Tanpa Kernet Disinyalir Jadi Sebab Maraknya Kecelakaan Truk

Kompas.com - 01/09/2022, 18:21 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKecelakaan truk kembali terjadi di Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (31/8/2022). Padahal belum lama ini insiden maut yang melibatkan truk juga terjadi di Cibubur pada Juli lalu.

Petaka yang berkaitan dengan kecelakaan truk hampir tak pernah habis di Indonesia. Bisa dibilang kejadian silih berganti, hanya berganti lokasi saja.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno, mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan truk. Namun pada dasarnya pengemudi truk menanggung beban sistem logistik yang salah.

Baca juga: Pertamina Turunkan Harga, Ini Banderol BBM Nonsubsidi per September 2022

Bripka Donni Malindo membagikan nasi kotak kepada sopir truk sambil mengatur arus lalu lintas di Kecamatan Lirik, Kabupaten Inhu, Riau, Kamis (14/4/2022).Dok. Bripka Donni Malindo Bripka Donni Malindo membagikan nasi kotak kepada sopir truk sambil mengatur arus lalu lintas di Kecamatan Lirik, Kabupaten Inhu, Riau, Kamis (14/4/2022).

Tanggung jawab pemilik barang (pabrik) dibebankan pada pengemudi. Hal ini yang membuat pengemudi selalu dijadikan tersangka pada setiap kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk.

Selain itu, suburnya pungli di sepanjang perjalanan aliran logistis juga membenani sopir truk. Ditambah tidak ada kaderisasi pengemudi truk dan minim bimbingan teknis.

“Saat ini pengemudi truk sudah jarang yang membawa kernet. Dampaknya, regenerasi pengemudi truk terhambat alias tidak ada. Biasanya sopir belajar mengemudi ketika dia menjadi kernet, menggantikan sopir yang lelah,” ucap Djoko, kepada Kompas.com (1/9/2022).

Baca juga: Setelah Muncul Hyryder, Akan Hadir Lagi Tiga Mobil Baru Toyota

“Namun karena saat ini ongkos muat kembali ke angka di tahun 2000-an, sudah terlalu minim, maka perolehan bagi hasil antara pengemudi dengan pengusaha truk pun anjlok,” kata dia.

Djoko juga mengatakan, selain mengakibatkan kaderisasi pengemudi truk jadi terhambat, banyaknya pengemudi truk yang tidak membawa pendamping atau kernet sama sekali, juga menyebabkan tingginya angka kecelakaan tunggal.

Sebab waktu dan tenaga yang mestinya sopir gunakan untuk istirahat terpaksa dia gunakan untuk melakukan pekerjaan kernet.

Baca juga: Tanpa SIM Internasional, Warga Indonesia Bisa Berkendara di Negara Ini

Ilustrasi peristiwa kecelakaan maut truk di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022).Dok. NTMC Polri Ilustrasi peristiwa kecelakaan maut truk di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022).

“Istirahat pengemudipun jadi tidak relaks benar. Pasalnya, jika tidurnya terlalu lelap, ketika bangun bisa hilang semua barang bawaannya. Sering juga ketika ada sopir yang tertidur terlalu lelap di rest area Jalan Tol, maka muatan truk akan digerayangi oleh pencuri yang berada di situ,” kata Djoko.

Sebelumnya, Polri mengungkap kronologi kecelakaan maut truk trailer di Bekasi yang menewaskan 10 orang di Bekasi, Jawa Barat.

Kabarnya, kecelakaan terjadi bertepatan dengan jam pulang sekolah. Insiden dimulai ketika truk trailer melaju dari arah Kranji ke Cakung. Truk maut itu mengangkut besi.

Baca juga: Hyundai Stargazer Cetak 4.000 SPK, Model Captain Seat Paling Diminati

Sopir dan kernet mobil pikap tewas dalam kecelakaan maut truk kontainer di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang.KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD Sopir dan kernet mobil pikap tewas dalam kecelakaan maut truk kontainer di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang.

Truk trailer awalnya menabrak dua motor. Tabrakan itu tak membuat laju truk terhenti karena kembali menghantam halte yang dipenuhi anak sekolah dan orang tua.

Setelah menabrak motor dan halte, truk trailer itu lalu menabrak tiang base transceiver station (BTS) yang berada di pinggir jalan. Tiang BTS itu kemudian roboh.

“Kendaraan untuk kaki-kaki dan rem sangat bagus, mantap, direm bagus. Sehingga tidak begitu susah kita mengevakuasinya. Kuat dugaan bukan rem blong. Human error,” ujar Kapolsek Bekasi Kota Kompol Salahuddin, disitat dari NTMC Polri (1/9/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com