SEMARANG, KOMPAS.com - Meski praktis dan lebih fleksibel dalam hal penggunaan, namun memiliki sepeda motor matik alias matik tak boleh abai soal perawatan berkala.
Satu yang harus diperhatikan yakni komponen CVT. Pasalnya, jika perawatannya tidak tepat berpotensi membuat sejumlah komponen mengalami kerusakan yang bersamaan.
Menurut Kepala Bengkel Honda Zirang Motor Semarang Nurhadi Muslim, perawatan komponen CVT matik cukup kompleks.
Syarat paling utama adalah memperhatikan kondisi roller dan v-belt. Berikut penjelasan detailnya ;
Baca juga: AHM Luncurkan Motor Listrik Tahun Depan
Karet v-belt yang sudah mengeras dan retak bisa sangat merugikan. Karena itu, jadwal pergantian wajib dilakukan setiap 40.000 kilometer (km), termasuk roller yang mengakibatkan torsi mesin tak tersalurkan sempurna.
Nurhadi mengatakan, pertama kali gejala teknis yang dirasakan berupa konsumsi bahan bakar semakin boros. Bunyi suara berdecit terkadang juga muncul bersamaan getaran dari blok CVT.
"Tenaga mesin berkurang drastis, untuk akselerasi awal saja membutuhkan tenaga hampir dua kali lipat. Konsekuensinya konsumsi BBM lebih boros," katanya.
Pergantian oli gardan juga perlu diperhatikan. Bila pelumas sudah terkontaminasi air dan lumpur, otomatis tak lagi bisa melumasi dengan baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.