Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Truk Cibubur Mirip dengan Kasus Balikpapan, Ini Fatalnya Bila Rem Truk Blong

Kompas.com - 19/07/2022, 13:01 WIB
Serafina Ophelia,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan truk di area lampu merah kembali terjadi. Baru-baru ini, satu unit truk tangki Pertamina diduga mengalami rem blong dan menghantam sejumlah kendaraan yang berada di depannya.

Kecelakaan terjadi di Jalur Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Bekasi. Berdasarkan keterangan saksi yang berada di lokasi kejadian, truk tersebut menabrak mobil sebelum kemudian pindah ke lajur kiri dan menabrak motor.

Baca juga: Kecelakaan Cibubur, Daerah Rawan, Dugaan Rem Blong, dan Pelajarannya

Karena kondisi lalu lintas sedang macet dan berada di area turunan, tabrakan pun tidak terhindarkan. Akibatnya, sebanyak 11 orang meninggal dunia dalam kecelakaan maut tersebut.

Bukan yang pertama kalinya terjadi, sebelumnya kecelakaan serupa terjadi di Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat, 21 Januari 2022 yang lalu.

Truk tersebut juga diduga mengalami rem blong, tepat sebelum lampu merah. Lampu merah tersebut berada di akhir jalan yang berkontur turunan, sehingga truk akhirnya menabrak sejumlah kendaraan yang tengah berhenti karena lampu merah.

Tangkapan layar rekaman CCTV saat kecelakaan beruntun di turunan simpang Muara Rapak, Balikpapan, Jumat (21/1/2022) pagi sekitar pukul 06.15 Wita. Kecelakaan yang diduga karena truk mengalami rem blong itu mengakibatkan sedikitnya 4 orang tewas, 1 orang kritis, 3 orang mengalami operasi tulang patah, dan 5 orang luka ringan.HO/TANGKAPAN LAYAR CCTV DISHUB B Tangkapan layar rekaman CCTV saat kecelakaan beruntun di turunan simpang Muara Rapak, Balikpapan, Jumat (21/1/2022) pagi sekitar pukul 06.15 Wita. Kecelakaan yang diduga karena truk mengalami rem blong itu mengakibatkan sedikitnya 4 orang tewas, 1 orang kritis, 3 orang mengalami operasi tulang patah, dan 5 orang luka ringan.

Baca juga: Kecelakaan Fatal Truk Tangki BBM di Cibubur, Diduga karena Rem Blong

Setelah menabrak kendaraan, truk terlihat masih melaju kencang karena dugaan rem blong, menyebabkan hingga 21 orang meninggal dunia.

Bahkan di kawasan Muara Rapak tersebut, warga setempat mengatakan bahwa peristiwa sama sudah terjadi berulang kali. 

Melihat kecelakaan serupa terjadi berulang kali, penempatan lampu merah di area turunan diduga menjadi salah satu penyebab fatalnya kecelakaan rem blong.

Warga sekitar jalan alternatif Cibubur pun mengeluhkan hal tersebut; kontur jalan turunan yang dipasangi lampu merah dianggap mengabaikan keselamatan pengguna jalan.

Warga kemudian meminta pihak berwenang untuk meninjau ulang penempatan lampu merah yang berada di area turunan. Selain menambah kemacetan, kendaraan besar rawan mengalami rem blong dan memakan korban jiwa yang jauh lebih banyak.

Kondisi terkini Jalan Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi, Selasa (19/7/2022).KOMPAS.com/JOY ANDRE T Kondisi terkini Jalan Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi, Selasa (19/7/2022).

Rem Blong

Ada kemiripan kasus antara kecelakaan di Cibubur dengan di Muara Rapak, Balikpapan. Truk diduga sama-sama mengalami rem blong, dalam kondisi jalanan turunan, sebelum bertemu dengan lampu merah.

Akibatnya sangat fatal, truk menabrak banyak kendaraan yang sedang berhenti menunggu antrean lampu merah, hingga banyak menimbulkan korban jiwa, dan juga kerugian materiil hingga puluhan juta rupiah.

Kasus rem blong seperti itu sering terjadi, penyebabnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Tentunya selain karena masalah teknis, ada juga penyebab rem blong yang asalnya dari kebiasaan pengemudi.

Kebanyakan kasus rem blong terjadi di jalan yang menurun, namun cara mengemudikan truk yang salah malah membuat rem blong.

Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting mengatakan, kebanyakan penyebab rem blong adalah brake fading yang timbul karena salah pengoperasian kendaraan.

“Pada saat jalan menurun, pengemudi menetralkan gigi perseneling sehingga free wheel, roda bebas. Jika begitu, yang terjadi adalah tidak ada perlambatan dari mesin atau engine brake maupun exhaust brake,” tutur Jusri kepada Kompas.com.

Ketika free wheel tersebut lanjut Jusri, pengemudi hanya mengandalkan rem kaki. Jika terlalu sering menggunakan rem kaki di jalan menurun, tentu komponen rem baik tromol dan kampas akan panas dan terjadi yang namanya brake fading.

“Kampas rem tadi akan licin karena terkena temperatur yang tinggi, akhirnya truk tidak terkendali. Perilaku ini sangat sering sekali terjadi, dari 10 sopir truk, mungkin ada 8 yang melakukan free wheel di jalan menurun,” ucap Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com