Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2022, 13:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Merawat mobil tua memang gampang-gampang susah, banyak sekali komponen, baik mesin, bodi, kelistrikan, dan lainnya butuh perhatian.

Soal mesin, rata-rata mobil produksi di bawah tahun 2000-an masih mengandalkan karburator untuk sirkulasi bahan bakar. 

Perawatan karburator bisa dibilang cukup rumit, karena dilakukan secara manual yang bila salah sedikit saja penyetelannya akan berdampak pada performa mesin.

Baca juga: Belum Terima QR Code, Apakah Masih Bisa Beli Pertalite dan Solar?

Cukup jauh berbeda dibanding teknologi injeksi yang sudah diterapkan pada mobil modern saat ini dengan perangkat Electronic Control Unit (ECU). 

Auto2000Auto2000 Auto2000

Tak hanya itu, soal penggunaan bahan bakar juga tak bisa sembarangan, karena kebanyakan mobil lawas tak didesain mengonsumsi bensin beroktan tinggi.

Beda dengan mobil modern yang punya kompresi lebih tinggi sehingga direkomendasikan menggunakan BBM dengan RON 92 ke atas. 

Namun seiring dengan adanya kajian mobil bermesin 2.000 cc ke atas yang tak boleh membeli Pertalite, hal ini mendatangkan tanda tanya. Khususnya bagi pemilik mobil lawas dengan kapasitas besar soal aman atau tidaknya mengonsumsi bahan bakar oktan tinggi. 

Menyoroti hal itu, Teguh Dwi Harianto, Kepala Bengkel Honda Kusuma mengatakan, tak ada masalah bagi mesin produksi lama menggunakan BBM RON 92 ke atas.

 

Tegus menjelaskan, otomatis sistem pembakaran akan lebih sempurna dan akselerasi mobil pun jadi lebih responsif. 

Baca juga: Efek Buruk Mobil Kompresi Tinggi Konsumsi BBM Pertalite

"Pembakaran lebih maksimal, pengabutan bahan bakar di karburator yang masuk ke ruang bakar bisa efektif. Dampaknya bagi mesin selain performa lebih bertenaga juga konsumsi bahan bakar lebih efisien," ujarnya, kepada Kompas.com, Rabu (29/6/2022). 

Teguh menjelaskan, mekanisme pembakaran mesin ketika bahan bakar dan udara dari karburator di distribusikan ke intake akan dipercikan melalui busi. Semakin besar ledakan api, konsumsi bahan bakar mobil lebih irit. 

Suzuki KatanaDicky Aditya Wijaya Suzuki Katana

"Untuk sistem karburator, campuran bahan bakar dan udara sebelum tercipta pembakaran di bagian intake. Hanya saja, ada sedikit penyesuaian untuk setelan karburator," ucapnya. 

Teknisnya, untuk penyesuaian karburator dan delco supaya pembakaran efisien bisa dengan penyetelan timing pengapian. Kemudian, setelan udara dan bahan bakar karburator di sesuaikan dengan posisi timing pada delco. 

"Timing pengapian delco di majukan 1-2 langkah, sedangkan setelan karburator disesuaikan posisi top delco," kata Teguh. 

Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit, Bambang Sri Haryanto mengatakan, tidak masalah menggunakan BBM dengan nilai oktan tinggi bagi mobil tua.

Hanya saja,  memang harus melakukan setelah ulang terkait timing pengapaian dan karburator racikan disesuaikan perhitungan kompresi.

Baca juga: Gemar Konsumsi Pertalite, Ini Dampaknya Buat LCGC 

"Justru bagus menggunakan BBM oktan tinggi untuk mobil keluaran 2000 ke bawah yang masih maenggunakan pembakaran karburator. Tetapi, mekanisme campuran udara dan bahan bakar di setel ulang sesuai posisi timing top pengapian," tutur Bambang. 

Petugas melayani pengisian BBM di SPBU Pertamina 31.40101 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2022). Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan stok BBM dan LPG selama Ramadhan hingga arus mudik lebaran Idul Fitri aman dan saat ini seluruh infrastruktur telah disiagakan meliputi delapan Terminal BBM, lima Terminal LPG, lima depot pengisian pesawat udara dan lebih dari 1900 lembaga penyalur BBM se-Jawa Bagian Barat serta lebih dari 38 ribu lembaga penyalur LPG.ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA Petugas melayani pengisian BBM di SPBU Pertamina 31.40101 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2022). Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan stok BBM dan LPG selama Ramadhan hingga arus mudik lebaran Idul Fitri aman dan saat ini seluruh infrastruktur telah disiagakan meliputi delapan Terminal BBM, lima Terminal LPG, lima depot pengisian pesawat udara dan lebih dari 1900 lembaga penyalur BBM se-Jawa Bagian Barat serta lebih dari 38 ribu lembaga penyalur LPG.

Bambang menjelaskan, posisi timing pengapian yang pas dan tidak loncat bisa di deteksi dari aroma asap knalpot yang tidak bau menyengat dan pedih di mata. 

"Jika setelan karburator dan delco pengapian tidak pas ciri-cirinya asap knalpot berbau menyengat dan pedih di mata," ucapnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com