Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kebiasaan Buruk yang Bikin Power Steering Cepat Rusak

Kompas.com - 15/06/2022, 18:21 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu fitur yang saat ini sudah umum ditemukan pada mobil adalah power steering. Adanya fitur ini memang sangat membantu pengemudi dalam mengendalikan mobil.

Dengan bantuan power steering, dapat meringankan kerja pengemudi saat memutar setir. Apalagi, saat dalam keadaan diam atau hendak parkir. Tanpa power steering, setir akan terasa berat.

Baca juga: Alasan Kenapa Setir Mobil Harus Lurus Saat Parkir

Tentunya, seperti komponen lainnya, power steering juga perlu dirawat agar kinerjanya tetap optimal. Ada beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh pengemudi yang dapat membuat power steering cepat rusak.

Ilustrasi Elektrik Power SteeringGUIDEAUTOWEB.com Ilustrasi Elektrik Power Steering

1. Tidak Mengganti Cairan Power Steering Secara Teratur

Setiap cairan yang ada pada mobil hendaknya dilakukan penggantian secara rutin, begitu pula dengan cairan power steering.

Pemilik kendaraan bisa melihat pada buku panduan servis mobil untuk mengetahui waktu yang tepat mengganti cairan tersebut.

“Disarankan tiap 40.000 km, cairan power steering diganti dengan yang baru,” ujar Head Product Improvement/EDER Dept Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriadi, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Setir Mobil Speleng?

Ilustrasi reservoir oli power steeringGRIDOTO.com/RYAN FASHA Ilustrasi reservoir oli power steering

2. Tekanan Udara pada Ban Terlalu Rendah

Fungsi power steering berhubungan dengan kaki-kaki. Untuk itu, tekanan udara ban juga akan mempengaruhi kinerja komponen tersebut.

“Jika tekanan udara pada ban rendah, gesekan antara ban mobil dengan aspal jalan akan lebih besar. Sebaliknya, jika tekanan ban sesuai maka kontak atau gesekan mobil dengan aspal akan mengecil. Sehingga kinerja power steering juga lebih ringan,” kata Bambang.

Maka itu, pemilik kendaraan disarankan untuk rutin mengecek tekanan udara pada ban. Dengan menjaga tekanan udara sesuai dengan rekomendasi pabrikan, tak hanya merawat power steering, tapi juga komponen ban itu sendiri.

Proses penggantian oli power steeringSetyo Adi/Otomania Proses penggantian oli power steering

3. Menerjang Banjir

Genangan air yang tinggi atau banjir tidak disarankan untuk dilewati. Sebab, ada banyak komponen yang dapat terdampak, seperti power steering.

“Asalkan silnya tidak rusak, maka tidak masalah lewati banjir. Tapi kalau silnya rusak, tentu akan berefek buruk,” ujar Bambang.

Risiko air masuk ke dalam rack steer akan tetap ada dan bisa mengakibatkan sistem tersebut menjadi berkarat. Kerusakan akan terjadi ketika karat tersebut masuk dan bersirkulasi melalui pompa atau kompresor power steering.

Posisi pompa power steering yang tersembunyi. Saat mengalami kerusakan, biaya penggantian cukup mahal.Otomania-Donny Apriliananda Posisi pompa power steering yang tersembunyi. Saat mengalami kerusakan, biaya penggantian cukup mahal.

4. Gaya Berkendara yang Sembarangan

Gaya berkendara sangat mempengaruhi usia pakai komponen pada mobil, termasuk power steering.

“Melewati jalan yang rusak jika tidak pelan-pelan atau hati-hati juga bisa membuat celah rack steer menjadi besar dan membuat power steering tidak optimal,” kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com