Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Apresiasi Keberhasilan Riset Kendaraan Listrik Fase 2

Kompas.com - 20/05/2022, 15:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada civitas akademi dan Toyota atas keberhasilannya dalam menyelesaikan riset mengenai kendaraan elektirifkasi fase-2.

Pasalnya, melalui kegiatan yang sudah dilakukan sejak Februari 2020 ini, menunjukkan bahwa industri otomotif nasional siap untuk bertransformasi menuju teknologi kendaraan rendah emisi karbon dan ramah lingkungan.

Demikian dikatakan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (ILMATAP) Kemenperim, Hendro Martono dalam konferensi dan diskusi virtual, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Kemenperin Dukung Pabrikan Otomotif Ikut Program LCEV

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri) mengisi daya mobil listrik saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). Presiden Jokowi meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri) mengisi daya mobil listrik saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). Presiden Jokowi meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

"Dengan adanya seminar hasil riset fase-2 ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap transformasi sektor otomotif menuju green technology," kata dia.

"Tantangan-tantangan yang ditemui serta masukan-masukan dari para pakar serta praktisi tentu saja sangat membantu pemerintah serta para stakeholder lain dalam merumuskan kebijakan dan regulasi dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia," tambah Hendro.

Dalam kaitannya dengan isu ramah lingkungan, diketahui Indonesia menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen secara mandiri atau 41 persen jika mendapat dorongan internasional.

Guna mendukung upaya penurunan karbon tersebut, berbagai kebijakan telah dikeluarkan salah satunya adalah Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 tahun 2021 mengenai Kendaraan Emisi Karbon rendah (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV).

Baca juga: Hidrogen Jadi Bahan Bakar Alternatif Mulai Dibahas Pemerintah

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah), Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril (kiri) dan Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto W.S (kanan) berbincang di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging, Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik berkapasitas 80kWh hanya dalam waktu 30 menit.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah), Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril (kiri) dan Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto W.S (kanan) berbincang di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging, Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik berkapasitas 80kWh hanya dalam waktu 30 menit.

"Berkaitan dengan Permenperin Nomor 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Emisi Roda Empat Emisi Karbon Rendah, dimana di dalamnya mengatur terkait persyaratan program LCEV dan aspek teknis kendaraan lainnya, kami sangat mengapresiasi langkah para APM berkomitmen untuk berpartisipasi dalam program LCEV, dengan melakukan riset kendaraan elektrifikasi yang telah dilakukan sebanyak dua fase," ucap Hendro.

Semoga, katanya lagi, kolaborasi yang terjalin mampu mendorong penetrasi pasar dan industrialisasi kendaraan bermotor rendah emisi dan ramah lingkungan.

Sehingga akan mampu meningkatkan ketahanan energi, menciptakan nilai tambah di dalam negeri, serta memacu pertumbuhan ekonomi nasional

Adapun sampai saat ini, diungkapkan bahwa sektor Industri pengolahan sebagai kontributor terbesar Produk Domestik Bruto telah tumbuh positif sebesar 5,07 persen (year-on-year/yoy) pada triwulan I/2022.

Baca juga: Alasan Toyota Indonesia Belum Produksi Baterai Mobil Listrik

Menhub gelar touring Mobil Listrik Jakarta-JambiKEMENHUB Menhub gelar touring Mobil Listrik Jakarta-Jambi

Untuk sektor industri alat angkutan, laju pertumbuhan triwulan pertama juga mengalami peningkatan sebesar 14,2 persen (yoy).

Sementara kinerja ekspor industri manufaktur, menembus 50,52 miliar dollar AS pada Januari-Maret 2022, atau naik 29,68 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 38,95 miliar dollar AS.

Sepanjang kuartal I/2022, sektor industri tetap memberikan kontribusi paling dominan, yakni 76,37 persen dari total nilai ekspor nasional yang berada di angka 66,14 miliar dollar AS.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com