Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mengemudi yang Aman Saat Perjalanan Mudik Lebaran 2022

Kompas.com - 19/04/2022, 13:12 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Arus mudik Lebaran 2022 diprediksi akan macet. Diperkirakan ada 23 juta mobil dan 17 juta motor yang akan digunakan pemudik pulang ke kampung halaman.

Jusri Pulubuhu, Founder dan Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, karena itu sebelum mudik, ada baiknya mengetahui apa itu eco driving.

"Eco driving dimulai dari sebelum perjalanan dan saat perjalanan," kata Jusri kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Alasan Mengapa Jangan Mudik Menggunakan Sepeda Motor

Aplikasi seperti TMC Polda Metro Jaya menawarkan banyak info, mulai dari keberadaan kantor polisi, kejadian penting seputar kecelakaan, demonstrasi dan kebakaran dapat menjadi pertimbangan Anda demi kelancaran perjalanan mudik nanti.Shutterstock Aplikasi seperti TMC Polda Metro Jaya menawarkan banyak info, mulai dari keberadaan kantor polisi, kejadian penting seputar kecelakaan, demonstrasi dan kebakaran dapat menjadi pertimbangan Anda demi kelancaran perjalanan mudik nanti.

"Sebelum perjalanan itu memasikan kendaraan sehat, seperti pengapian dan semuanya. Karena beban kerja mesin saat mudik akan lebih berat karena macet dan perjalanan panjang," katanya.

Dalam hal persiapan, kata Jusri, untuk mendapatkan eco driving maka perlu efisiensi bobot. Jangan sampai bobot kendaraan melebihi kapasitas yang ada.

"Banyak orang memakai muatan lebih besar dari kondisi normal sehingga beban kerja mesin bertambah. Ini jadi masalah salah satu konsumsi bahan bakar boros," katanya.

"Yang perlu kita siapkan kondisi perjalanan, terus kondisi tekanan angin pastikan yang benar, jangan sampai kurang, karena akan mebuat beban kerja mesin berat apalagi kondisi stop and go," katanya.

Kemudian, kata Jusri hindari roof box yang terlalu besar. Selain menambah bobot juga kurang aerodinamis sehingga akhirnya berpengaruh pada konsumsi BBM.

Baca juga: MotoGP Masih Bertahan 21 Seri Musim 2022, Jepang Masih Tanda Tanya

Ilustrasi mudik dengan mobil pribadikompasiana.com Ilustrasi mudik dengan mobil pribadi

"Hindari menggunakan roof box, selain kerja mesin (berat) dimensi roof box akan menghambat atau membuat koefisien drag mobil dari sisi ekonomis menahan laju kendaraan," katanya.

"Sebaiknya tidak pakai, jadi barang tak perlu kirimkan saja (paket). Kemudian dalam kecepatan tinggi jika tidak disesuaikan gaya berkendara akan membuat margin keselamatan menjadi turun," katanya.

Adapun saat berkendara lanjut Jusri, salah satu yang bisa dilakukan ialah jangan sering membuka kaca lebar-lebar. Tujuannya balik lagi yaitu dari sisi aerodinamika.

"Pastikan kaca tertutup jangan dibuka, saat kendaraan bergerak kaca ditutup agar tidak menjadi hambatan," katanya.

"Jika kondsi macet, saat bergerak pastikan mutaran mesin serendah mungkin, apalagi kalau manual, gas dipirit, agar semua kerja beban mesin jadi ringan," kata Jusri.

Baca juga: Trik Biar Tetap Fokus Berkendara Motor saat Puasa

Mudik menggunakan mobil memang nyaman dan mudah. Tapi, jika tidak dipersiapkan dengan baik, bisa jadi bumerang.Shutterstock Mudik menggunakan mobil memang nyaman dan mudah. Tapi, jika tidak dipersiapkan dengan baik, bisa jadi bumerang.

"Kemudian antisipasi riding style, antisipasi semua dari jauh apa yang akan terjadi bisa dimengerti agar irama kecepatan dapat diatur daripada stop and go, kalau di depan ada macet kita jangan ngegas," katanya.

Dalam situasi stop and go, kata Jusri, perhatikan cara menekan peda gas. Cara terbaik ialah tidak terburu-buru sehingga membuat putaran mesin jadi tinggi.

"Ketika berhenti, misal dalam situasi stop and go, bejek gas mesti halus, kalau matik jangan kick down buat irama yang halus, agar putaran mesin tidak berteriak," katanya.

"Jangan berakselerasi, dan juga tidak banyak deselerasi tajam. Karena jika pengereman tajam maka pergerakan selanjutnya butuh bejek gas dan akan menyedot bahan bakar," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com