Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Anak Putar Tuas Gas Skutik, Satu Keluarga Tercebur ke Sungai

Kompas.com - 11/04/2022, 03:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda motor jenis skutik saat ini jadi pilihan populer di tengah masyarakat. Penggunaanya cukup mudah dan nyaman kerap jadi pilihan berkendara, terlebih lagi jika membawa anak.

Namun siapa sangka pemilihan skutik ini juga bisa menimbulkan kecelakaan yang terbilang fatal. Pengendara yang tidak menguasai perangkat keselamatan motornya bisa berakhir celaka.

Seperti contoh kejadian nahas yang menimpa sekeluarga asal Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu (9/4/2022).

Baca juga: Pentingnya Produksi Baterai Kendaraan Listrik di Tanah Air

Kejadian bermula saat keluarga tersebut naik sepeda motor matik hendak menyeberangi Sungai Brantas dengan menaiki perahu penyebrangan.

Saat perahu mendekati sandaran perahu di wilayah Megaluh, ketiganya bersiap dengan motor yang mereka tumpangi.

Namun, begitu perahu belum sempat pinggir tempat bersandar, sang anak menarik tuas gas motor.

Motor matik dengan teknologi Idling Stop System. Anaknya dimungkinkan menarik tuas gas sehingga korban tercebur ke sungai,” ucap Kapolsek Megaluh AKP Soesilo dikutip dari Regional Kompas.com, Minggu (10/4/2022).

Tim SAR melakukan pencarian korban tenggelam di Sungai Brantas, di wilayah Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (9/4/2022).KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Tim SAR melakukan pencarian korban tenggelam di Sungai Brantas, di wilayah Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (9/4/2022).

Akibatnya, ketiga korban jatuh ke dalam sungai bersama sepeda motor yang mereka naiki. Satu dinyatakan meninggal dunia, satu korban lagi masih dalam pencarian petugas, sementara sang anak berhasil diselamatkan.

Dari peristiwa ini para orang tua seharusnya sadar akan bahaya membonceng anak di bagian depan.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, bahaya membawa anak kecil di depan berpengaruh pada reaksi berkendara, terutama saat motor berhenti.

“Jangan pernah membawa anak berkendara di depan. Pakai skutik sering taruh di depan karena dinilai lebih mudah, tetapi itu berbahaya,” ucap Jusri.

Jika membonceng anak kecil, pengendara disarankan untuk menempatkan di jok belakang. Namun dengan catatan kaki si anak sudah dapat menyentuh pijakan kaki dengan sempurna.

Kendaraan pemudik dengan sepeda motor melintas pada puncak arus balik di jalan nasional Medan-Aceh kawasan Lhokseumawe, Aceh, Minggu (9/6/2019). Puncak arus balik Lebaran 2019 Aceh terjadi pada H+5 menyusul volume kendaraan yang melintas didominasi pemudik.ANTARA FOTO/RAHMAD Kendaraan pemudik dengan sepeda motor melintas pada puncak arus balik di jalan nasional Medan-Aceh kawasan Lhokseumawe, Aceh, Minggu (9/6/2019). Puncak arus balik Lebaran 2019 Aceh terjadi pada H+5 menyusul volume kendaraan yang melintas didominasi pemudik.

“Kalau kedua kakinya belum bisa menyentuh pijakan kaki dengan optimal, maka tidak direkomendasikan. Sebab, si anak akan rentan keseimbangannya dan ini membahayakan,” kata dia.

Selain itu, keamanan saat berhenti pun perlu diperhatikan. Jangan biarkan anak turun dari sebelah kanan karena kemungkinan bahaya bisa timbul.

Baca juga: Bamsoet Beli Taksi Drone EHang 216 buat Kirim Barang

Salah satunya mengoperasikan sistem operasi kendaraan atau bisa tersambar kendaraan lain.

Kemudian yang perlu diingat, setiap kali berhenti saat menggunakan skutik, aktifkan fitur keamanan seperti standar samping yang otomatis mematikan mesin, menarik tuas rem dan menguncinya atau paling aman matikan mesin.

Baru kemudian kegiatan lain dilakukan seperti menurunkan anak, memperbaiki letak tas dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com