Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekosistem Kendaraan Listrik Murni Berbeda dengan Mobil Konvensional

Kompas.com - 04/04/2022, 16:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Indonesia menyatakan bahwa ekosistem kendaraan listrik murni atau battery electric vehicle (BEV) jauh berbeda dengan yang teknologi konvensional (internal combustion engine/ICE).

Sehingga dalam penerapannya membutuhkan waktu dan komitmen dari seluruh pihak. Tidak bisa hanya produsen berkaitan saja yang bergerak melalui produksi dan pemasaran.

"Kalau local production secara teknis sebenarnya kita sudah luncurkan. Tetapi BEV itu ekosistemnya berbeda sekali dengan ICE," kata Direktur Corporate Affairs Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam belum lama ini.

Baca juga: Langkah Panjang Hadirnya Toyota Innova EV di Indonesia

Toyota Kijang Innova BEV Konsep Study di booth pameran Hall D, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2022).KOMPAS.com/AGK Toyota Kijang Innova BEV Konsep Study di booth pameran Hall D, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2022).

Pada aspek perbankan misalnya, dengan harga mobil yang lebih mahal otomatis uang muka atau down payment (DP) akan berbeda. Skemanya pun bisa jadi ada penyesuaian seiring penyusutan pemakaian.

Mengingat, baterai pada mobil listrik sebagai motor penggerak utama di kendaraan terkait perlakuannya berbeda dengan mesin biasa.

"Kalau baterai-nya rusak itu, bagaimana? Sebab hampir 80 persen dari komponen tersebut menentukan harga jual mobilnya. Jadi skema pada financing akan berbeda," ujar Bob.

"Soal perbaikan baterai, itu tidak bisa hanya di-swap pakai baterai yang baru, karena menempel dengan sasis atau rangka. Jadi kalau perbaikan mungkin tidak ke diler tapi ke pabrik," lanjut dia.

Maka dari itu, dari sisi aftersales atau layanan purna jual pun haruslah berbeda agar menguntungkan seluruh pihak khususnya konsumen.

Baca juga: Jam Operasional IIMS Hybrid 2022 di Bulan Puasa

Lexus UX 300e saat mengecas di SPKLU PLN.KOMPAS.com/GILANG SATRIA Lexus UX 300e saat mengecas di SPKLU PLN.

Belum lagi soal daur ulang baterai, jual-beli di pasar mobil bekas, dan lain sebagainya. Maka, penciptaan ekosistem BEV bukan hanya soal produksi dan penjualan saja namun lebih dari itu.

"Jadi apabila ditanya butuh berapa lama untuk bisa menciptakan hal itu? Saya tidak bisa jawab karena tergantung aspek-aspek pendukungnya itu bagaimana," katanya.

"Yang pasti, kami menghadirkan semua teknologi elektrifikasi supaya seluruh lapisan masyarakat bisa berkontribusi dalam mengurangi tingkat emisi CO2 dari kendaraan bermotor," ujar Bob lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau