Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajal Kecanggihan Honda Sensing pada All New BR-V

Kompas.com - 18/02/2022, 19:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Disematkannya paket fitur keselamatan canggih Honda Sensing menjadi salah satu daya tarik utama pada All New Honda BR-V sebagai Low Sport Utility Vehicle (LSUV) di Indonesia.

Sebab, teknologi lengkap yang mampu menekan potensi kecelakaan itu biasanya hanya diberikan pada kendaraan lebih mewah seperti Odyssey, Accord, serta CR-V.

Lantas bagaimana rasanya, terkhusus ketika digunakan di jalur perkotaan yang padat kendaraan?

Adakah yang berbeda dibandingkan saat redaksi Kompas.com menjajal kecanggihannya di ruas bebas hambatan beberapa waktu lalu.

Baca juga: Inden All New Honda BR-V di Jabar dan Banten Capai Lebih dari 400 Unit

All New Honda BR-VKOMPAS.com/Ruly All New Honda BR-V

Diketahui, Honda Sensing meliputi empat fitur keselamatan canggih yaitu Road Departure Mitigation (RDM), Adaptive Cruise Control (ACC), Auto High Beam (AHB), Collision Mitigation Braking System (CMBS), Lead-Car Departure Natification (LCDN), dan Keeping Assist System (LKAS).

Secara umum, rangkaian fitur tersebut membantu pengendara agar dapat berkendara aman dan nyaman, sekaligus mengurangi potensi kecelakaan. Sebab sistem bisa mengambi intervensi bila pengendara kurang responsif.

Namun pada penggunaan di jalur perkotaan, hanya tiga fitur yang dapat berfungsi secara optimal yaitu CMBS, AHB, dan LCDN. Karena, tiga fitur lainnya membutuhkan persyaratan untuk bisa beroperasi.

Baca juga: Pilihan Lampu LED Baru untuk Mobil Eropa dan Jepang

Test drive All New Honda BR-Vdok.HPM Test drive All New Honda BR-V

LKAS misalnya, kendaraan harus berada di kecepatan 70 kpj ke atas dulu sebelum bisa digunakan. Begitu pula ACC, kecepatan minimumnya 30 kpj alias hanya bisa digunakan di jalur bebas hambatan (tol).

Kendati demikian, hal terkait masih mampu menekan potensi kecelakaan khususnya saat tiba-tiba ada obyek bergerak seperti pejalan kaki yang melintas di depan mobil (CMBS).

Sistem akan langsung memberikan peringatan berupa visual dan suara. Jika obyek terlalu dekat atau pengendara tidak menekan kecepatan maka sistem yang sama akan mengambil intervensi dengan mengerem.

Tapi sayangnya ketika dalam keadaan tertentu, CMBS tiba-tiba berkerja padahal tidak ada obyek yang dekat dengan mobil. Jadi cukup ganggu dan mengagetkan pengendara dan penumpang kala itu.

Baca juga: Jadwal Ganjil Genap di Puncak Akhir Pekan Ini, Berikut Kendaraan yang Dikecualikan

Lalu LCDN juga cukup membantu pengemudi karena sistem akan memberi notifikasi berupa visual dan suara apabila kendaraan di depan mulai jalan setelah lampu isyarat lalu lintas merah.

Sehingga, Anda tidak akan diklakson kendaraan lain karena telat memberi respons untuk berjalan.

Selainjutnya AHB, yang hanya aktif di sore atau malam hari. Fitur ini dapat aktif ketika berkendar di atas 30 kpj dengan tuas lampu diputar dari OFF ke posisi Auto.

Fungsinya, agar lampu kendaraan menyesuaikan dengan keadaan sekitar, termasuk jika ada kendaraan lain yang berlawanan arah sehingga mampu mengurangi tabrakan karena pengendara silau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com