Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Remaja Cari Eksistensi, Bahayakan Pengguna Jalan Raya

Kompas.com - 10/02/2022, 16:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini viral di media sosial aksi sekelompok pemuda yang membuat keonaran dengan memukul kaca pengendara truk yang sedang melintas.

Insiden yang terjadi di Jombang, Jawa Timur ini, sempat diunggah oleh salah satu akun media sosial bernama @romansasopirtruck.

Dalam tayangan itu, terdapat sekumpulan pemuda yang bergaya di tengah jalan.

Beberapa di antara mereka berboncengan dan melayangkan pukulan dengan bambu ke arah kaca depan truk yang melintas dari arah berlawanan.

Baca juga: Selain Penindakan, Berantas ODOL Juga Perlu Edukasi

Berdasarkan keterangan Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Teguh Setiawan, para pemuda itu memang sengaja melakukan keonaran dan merekam aksi pemukulan kaca depan truk tersebut.

"Video itu kemudian diedit lalu dijadikan status WA. Kemudian video menyebar ke medsos," ucap Teguh dikutip dari Regional Kompas.com, Rabu (9/2/2022).

Teguh mengungkapkan, alasan para remaja tersebut melakukan konvoi dan aksi pemukulan adalah untuk menunjukkan eksistensi kelompok.

“Jadi tujuan mereka hanya ingin menunjukkan eksistensi kepada teman-teman mereka bahwa mereka bisa konvoi pada saat malam hari. Tidak ada indikasi lain,” kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Romansa Sopir Truck (@romansasopirtruck)

Mengingat aksi berbahaya yang dilakukan oleh sekelompok pemuda di jalan raya sehingga berpotensi mencelakakan orang lain bukan pertama yang terjadi, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, sudah saatnya pemerintah serius memikirkan hal ini.

Kenakalan yang mereka lakukan tidak seharusnya dihukum tapi dibina, bikin lembaga yang melibatkan TNI, Polri, Agama, Pendidikan dan lain-lain.

Remaja ini dalam proses masa tumbuh kembang, mereka butuh diarahkan kepada aktifitas-aktifitas positif sebelum karakter mereka mengarah dan terbentuk ke jalan yang salah,” kata Sony saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/2/2022).

Menurut Sony, selama ini mereka dipertontonkan dengan video-video, contoh konkret, bahkan bergaul dengan hal-hal yang menurut mereka asik tapi tidak mendidik. Itu bagian dari proses pencarian jati diri yang jika salah jalan, bisa berujung pelanggaran, serempet bahaya sampai dengan kejahatan.

Baca juga: Subaru Belum Mau Jual Mobil Listrik di Indonesia

“Hal yang tidak ada di benak mereka. Berbuat onar, tawuran, menyusahkan orang lain itu mengasyikan, tapi sesaat, karena pada dasarnya hati kecil mereka juga tahu kalau itu tidak baik. Namun, kalau tidak segera di stop, maka menjadi habit buruk,” ucapnya.

Sony melanjutkan, tugas dan peran serta seluruh masyarakat yang paham dan punya kesempatan untuk bagaimana bisa mengarahkan mereka dengan cara membuat acara yang melibatkan mereka. Membuat program-program safety driving dan lain-lain sehingga mereka tidak punya kesempatan untuk berpikir dan berbuat salah.

“Kalau pemikiran mereka sudah benar maka dengan sendirinya aktivitas mereka selanjutnya benar,” kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com