JAKARTA, KOMPAS.com - Viral di media sosial tayangan yang memperlihatkan sopir taksi Blue Bird terlibat percekcokan dengan pengemudi mobil pribadi di Tol Bandara Soekarno-Hatta, Senin (31/1/2022).
Dalam rekaman yang diunggah oleh akun Instagram @merekamjakarta, terlihat keributan antara sopir taksi Blue Bird dan pengemudi mobil Nissan Teana 250 XV, hingga terjadi aksi saling dorong.
Insiden tersebut diduga karena pengemudi Nissan mengendarai mobil secara zigzag dan menyalip. Aksinya tersebut bisa membahayakan taksi dan penumpang yang berada di dalamnya.
Baca juga: Viral, Pancing Kecoak di Kabin Mobil Pakai Mentega dan Minyak Goreng
Saat tim redaksi mencoba mengonfirmasi hal ini kepada pihak Blue Bird, Kepala Pool Blue Bird Kramat Jati, Rudi Harijanto, membenarkan adanya insiden tersebut.
“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh pengguna jalan lain yang mengalami hambatan atas kejadian ini. Kami selalu mengingatkan rekan pengemudi untuk selalu menaati peraturan dan rambu-rambu lalu lintas yang berlaku, untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pengemudi, pelanggan dan pengguna jalan lain, karena hal ini adalah prioritas utama kami,” ucap Rudi kepada Kompas.com, Rabu (2/2/2022).
View this post on Instagram
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai kronologi kejadian serta tindakan yang akan diambil oleh Blue Bird kepada sopir tersebut, pihaknya masih enggan berkomentar karena insiden tersebut masih dalam penyelidikan.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana kembali mengingatkan, pengendara sebaiknya menghindari situasi yang dapat menimbulkan emosi di jalan raya.
“Emosi adalah hal yang wajar pada manusia. Namun, bedanya ada pada hasil emosi yang dihasilkan. Harus terkontrol dan sesuai aturan. Pertimbangkan bila melakukan tindakan agresif, apa akibatnya bila berurusan dengan hukum,” ujar Sony.
Sony mengingatkan, sebelum berkendara, sebaiknya pengemudi tahu kondisi dirinya. Mengemudikan kendaraan tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga mental karena menghadapi lingkungan, provokasi, dan gangguan yang datang dari luar kendaraan.
“Mungkin dia sedang buru-buru ada urusan penting yang tidak bisa dikompromikan. Berpikir positif saja, beri jalan, atau menjauh,” kata dia.
Sementara itu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menambahkan, pengendara juga harus punya rasa empati ketika berada di jalan, kesadaran, hingga mau memulai minta maaf lebih dulu.
“Berkelahi di jalan itu hanya akan menambah masalah, bukan menyelesaikan masalah. Pasti juga banyak kerugiannya,” ujar Jusri.
Baca juga: Yamaha Luncurkan Warna Baru All New NMAX 155, Harga Mulai Rp 30 Jutaan
Pasti sulit menjaga emosi di jalan karena kondisi lalu lintas yang macet dan kebutuhan untuk tiba di tempat tujuan dengan cepat. Oleh sebab itu, menurut Jusri, manajemen waktu juga harus diperhatikan.
“Masyarakat di kota besar itu kurang bisa manajemen waktu. Berangkat ke kantor mepet jam masuk, coba berangkat lebih awal, dan tentukan rute sebelum berkendara. Pasti tidak akan terburu-buru hingga akhirnya melanggar peraturan lalu lintas,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.