Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Rem Blong, Truk Tronton Tabrak Banyak Kendaraan di Rapak Balikpapan

Kompas.com - 21/01/2022, 10:16 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rekaman video yang memperlihatkan truk tronton menabrak banyak kendaraan yang berada di depannya saat hendak melintas di persimpangan viral di media sosial.

Kecelakaan beruntun tersebut terjadi di turunan simpang Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022) sekitar pukul 06.15 Wita.

Dirlantas Polda Kaltim Kombes Sony Irawan mengatakan, berdasarkan rekaman CCTV, kejadian itu diduga karena satu unit kendaraan tronton saat menuruni jalur itu mengalami rem blong.

Baca juga: Kecelakaan Akibat Rem Blong, Bukan Salah Sopir Semata

Akibatnya, truk menabrak enam unit mobil dan 10 sepeda motor yang sedang berhenti menunggu penggantian lampu merah.

“Laju kendaraan itu (menabrak) sampai kurang lebih sejauh 100 meter,” ucap Sony dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/1/2022).

Setidaknya lima orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan ini, sedangkan jumlah korban luka-luka masih di data polisi.

Kecelakaan akibat kendaraan besar seperti truk atau bus yang mengalami rem blong memang sudah kerap terjadi. Penyebabnya pun beragam, bisa disebabkan dari kelalaian pengemudi hingga kelebihan beban muatan.

Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, beban yang dibawa oleh sebuah kendaraan sangat berpengaruh pada sistem pengereman.

Tidak jarang berat beban tersebut membuat rem blong atau pengereman yang tidak berfungsi secara maksimal.

“Menurut saya, lebih pada segi perawatan dan juga beban kendaraan. Kalau beban yang dibawa melebihi batas, pastinya kinerja rem juga akan lebih berat,” ujar Didi.

Didi menambahkan, pengecekan juga harus dilakukan secara rutin dan menyeluruh. Mulai dari kondisi kanvas rem, kondisi selang bocor atau tidak, pipa-pipa, kompresor angin, serta bagian pendukung lainnya.

“Pada intinya kendaraan yang dibawa itu harus layak jalan. Kalau ban sudah habis tapaknya juga harus diganti, karena ini juga berpengaruh pada sistem pengereman,” kata Didi.

Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menambahkan, salah satu faktor yang bisa menyebabkan terjadinya rem blong adalah adanya tindakan keliru yang dilakukan oleh pengemudi bus dan truk dalam pengoperasian rem.

Akibat rem blong, truk kontainer sebabkan kecelakaan beruntun di Halim Akibat rem blong, truk kontainer sebabkan kecelakaan beruntun di Halim

Seperti mendinginkan tromol atau kampas rem yang mengalami panas dengan cara disiram dengan air. Pasalnya, ketika tromol dan kampas rem yang panas disiram air, bisa menyebabkan perubahan bentuk pada tromol.

“Jika sudah berubah bentuk, potensi rem memudar alias brake fading akan lebih tinggi. Cara mendinginkan rem yang paling baik adalah dengan cara istirahat (berhenti) sampai suhu turun dengan alami minimal 30 menit,” ucap Ahmad.

Baca juga: Komparasi Hyundai Creta Vs Honda HR-V, Mana yang Lebih Bertenaga?

Perilaku lainnya adalah pengemudi suka mengocok rem, baik yang sudah full air brake (FAB) ataupun yang masih hidrolik, menggunakan minyak rem.

Jika mengocok pedal rem pada kendaraan yang FAB akan berpotensi menurunkan tekanan udara. Kalau tekanan udara kurang dari 6 bar maka pedal rem akan keras diinjak.

“Kalau kendaraan yang masih menggunakan hidrolik atau semi air brake, ketika mengocok pedal rem, akan meningkatkan temperatur pada ruang master rem. Jika minyak rem jelek, berpotensi terjadinya vapor lock,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com