Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Kendaraan yang Kebal Ganjil Genap, Mobil Pelat Dewa Tak Termasuk

Kompas.com - 20/01/2022, 07:12 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memberlakukan ganjil genap pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 di Ibu Kota.

Kebijakan ini dilakukan dalam rangka mengurangi kemacetan di DKI Jakarta yang intensitasnya cukup tinggi setiap hari.

Selain itu juga untuk menekan potensi meningkatnya lonjakan kasus Covid-19 karena maraknya kegiatan mobilitas masyarakat.

Baca juga: Pelat Dewa Kini Tak Sakti Lagi, Kena Razia Ganjil Genap hingga Lampu Rotator

Polres Bogor Berhasil Menindak Pelajar yang Ugal-ugalan di jalan Puncak Pakai Mobil Berpelat Nomor DewaFoto: Istimewa Polres Bogor Berhasil Menindak Pelajar yang Ugal-ugalan di jalan Puncak Pakai Mobil Berpelat Nomor Dewa

Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, Direktur Lalu Lintas Ditlantas Polda Metro Jaya, mengatakan, kebijakan ganjil genap di 13 ruas jalan masih berlaku.

Namun aturan ini tercoreng ulah pengendara mobil berpelat khusus atau yang dikenal ‘pelat dewa’, seperti RFS, RFO, RFK dan sebagainya, yang merasa kebal hukum tidak terkena gage.

“Saya tekankan bahwa tidak ada satupun kendaraan yang dapatkan hak istimewa, terutama pelat hitam. Jadi semua kendaraan wajib mematuhi aturan,” ujar Sambodo, kepada Kompas.com (19/1/2022).

Baca juga: Pria Ini Rawat Yamaha RX-Z dari 1994, Waktu Beli Tak Sampai Rp 5 Juta

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) bersama Tim Suzuki Club Reaksi Cepat (SCRC) memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang terdampak bencana alam erupsi gunung semeru di Lumajang, Jawa Timur. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) bersama Tim Suzuki Club Reaksi Cepat (SCRC) memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang terdampak bencana alam erupsi gunung semeru di Lumajang, Jawa Timur.

Menurutnya, yang tidak kea aturan kena ganjil genap terbatas hanya kendaraan dinas, kendaraan TNI dan Polri, ambulans, kendaraan pelat merah, dan sebagainya.

“Ini kan ada anggapan pelat dewa, pelat yang kebal aturan dan segala macam. Ini kan menimbulkan ketidakadilan sosial dan ketimpangan,” ucap Sambodo.

“Karena mereka sebenarnya sama saja pelat hitam, tapi menganggap dapat privilege, padahal sesuai aturan tidak (dapat),” kata dia.

Baca juga: Kejadian Lagi, Pemotor Kecelakaan di Flyover Pesing

Sebuah mobil yang ditindak polisi pada Kamis (26/7/2018). Dari foto, terlihat mobil yang ditindak menggunakan dua pelat nomor, masing-masing B 2276 TZA dan B 2279 TZA. Tujuannya untuk mengakali peraturan ganjil genap. Instagram/TMC Polda Metro Jaya Sebuah mobil yang ditindak polisi pada Kamis (26/7/2018). Dari foto, terlihat mobil yang ditindak menggunakan dua pelat nomor, masing-masing B 2276 TZA dan B 2279 TZA. Tujuannya untuk mengakali peraturan ganjil genap.

Sebagai informasi, ganjil genap di Jakarta berlaku pada hari Senin sampai Jumat pukul 06.00-10.00 WIB dan 16.00-21.00 WIB.

Secara lebih rinci, terdapat 17 kategori pengendara atau jenis kendaraan yang tak dikenakan ganjil genap.

Baca juga: Yamaha Fazzio Langsung Laku 1.000 Unit dalam 5 Jam

Salah satu kendaraan dinas yang dipakai dalam rombongan pasangan bakal calon Pilkada Sukamara yang menjalani tes kesehatan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Jumat (12/1/2018).Kompas.com/Budi Baskoro Salah satu kendaraan dinas yang dipakai dalam rombongan pasangan bakal calon Pilkada Sukamara yang menjalani tes kesehatan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Jumat (12/1/2018).

Berikut ini daftar kendaraan yang kebal ganjil genap:

1. Kendaraan bertanda khusus yang membawa masyarakat disabilitas,

2. Kendaraan ambulans,

3. Kendaraan pemadam kebakaran,

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com