JAKARTA, KOMPAS.com - PT Toyota Astra Motor (TAM) berharap masa pemberlakuan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru di dalam negeri diperpanjang pada tahun depan.
Pasalnya, kebijakan tersebut telah terbukti mempercepat pemulihan pasar otomotif nasional usai terdampak pandemi Covid-19 setahun belakangan hingga minus 60 persen.
Dari sisi ritel, adanya insentif PPnBM membuat harga jual kendaraan pada pasar domestik lebih murah. Jadi, tanpa bantuan ini daya beli masyarakat akan terpacu loyo kembali.
Baca juga: Inden Sampai 2022, Kona Mendominasi Penjualan Mobil Listrik Hyundai
Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi menjelaskan, sedikitnya terdapat dua aspek penting yang menjadi landasan pihaknya mendorong relaksasi atas PPnBM harus dipertimbangkan untuk berlanjut pada 2022.
Pertama, ialah situasi pandemi Covid-19 yang diperkirakan terus berlanjut sampai tahun depan. Sampai saat ini, belum ada kepastian pandemi akan berakhir di Tanah Air.
Sehingga, kondisi ekonomi tentunya masih sangat rentan termasuk tingkat daya beli masyarakat atas kebutuhan tersier seperti kendaraan bermotor.
"Melihat pandemi yang mungkin masih berlanjut, atau mungkin varian baru saya rasa bisa jadi pertimbangan pemerintah juga untuk support ekonomi," kata dia di Bali, Rabu (8/12/2021).
Baca juga: Dikirim Tahun Depan, Harga Avanza dan Veloz Bakal Berubah?
Kemudian, pertimbangan market shock karena perbedaan harga terkini di beberapa produk tertentu akan sangat berbeda. Lebih jauh, pengaruhnya juga akan melibatkan para pelaku industri yang bersinggungan.
Maka, sekalipun insentif PPnBM tidak bisa berlaku 100 persen lagi, Anton berharap masih bisa diberikan keringanan dengan skema 50 persen atau 25 persen.
"Harapan kita, tentu PPnBM bisa diperpanjang 100 persen," ucap dia.
Ia mengatakan, strategi subsidi terhadap mobil baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi dari pemerintah terjadi bukan hanya di Indonesia.
Baca juga: Penjualan Toyota Avanza dan Veloz Capai Rekor pada November 2021
Negara lain disebut juga melakukan hal serupa dengan kebutuhan proporsi masing-masing seperti Malaysia.
"Kita juga sampaikan bahwa insentif tidak hanya di Indonesia di negara lain juga memberikan subsidi seperti ini. Bahkan di Malaysia sudah confirm melanjutkan sampai pertengahan tahun depan, dan itu sangat mendukung untuk industri," kata Anton.
"Komunikasi (untuk keberlanjutan insentif PPnBM) masih terus jalan lewat Gaikindo ke Pemerintah. Hasil dari support PPnBM ini sangat positif bagi industri, diler, distributor, pemasok, sampai konsumen," lanjutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.