Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk Trailer Gagal Nanjak dan Terguling, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 26/09/2021, 13:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi jalan di Indonesia memang sangat beragam, ada yang rata seperti di perkotaan, atau naik turun bukit juga banyak. Semua kondisi jalan ini tentu biasa dilewati truk karena tugasnya sebagai pengantar logistik ke berbagai daerah.

Sebuah video yang diunggah akun Romansa Sopir Truck di Instagram beberapa waktu lalu memperlihatkan sebuah truk trailer yang gagal menanjak dan terguling di Tanjakan Palas, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Dalam video itu terlihat truk tidak kuat menanjak dan mundur tidak terkendali. Kepala truk pun jatuh ke dalam jurang dan trailer di belakangnya terlepas dan rusak.

Baca juga: Jadi Rekan Setim, Dovizioso Sadar pada Perubahan Sifat Rossi

 

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, ada tiga faktor yang bisa menyebabkan truk trailer gagal menanjak dan terguling, yaitu karena faktor kendaraan, manusia, dan jalan.

“Pada faktor kendaraan ini, torsi dari tractor head (kepala truk) tidak memadai dengan kontainernya (trailer). Misalnya kontainer 40 feet harus ditarik dengan tractor head 3 axle,” ucap Wildan kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Kalaupun memakai truk yang tepat, jika beban dari kontainernya berlebihan (overloading) bisa tidak kuat dipakai menanjak. Hal ini disebabkan power to weight ratio mesin yang tidak memadai.

Baca juga: Asal Muasal Valentino Rossi Dijuluki The Doctor

“Untuk faktor manusia, bisa saja truk punya torsi yang memadai, namun saat nanjak, pengemudi tidak memanfaatkan torsi maksimal, bisa saja giginya masih di posisi tinggi atau telat ngoper ke gigi rendah,” ucapnya.

Selain itu bisa juga jika sudah di gigi rendah, tetapi pengemudi menginjak pedal gas terlalu dalam dan tidak memerhatikan takometer (penunjuk rpm mesin). Efeknya, mesin malah kehilangan tenaga atau power loss.

“Terakhir, faktor jalan bisa jadi karena panjang pendakian yang tidak sesuai (terlalu panjang). Sehingga sangat berisiko terhadap kendaraan berat karena bisa kehabisan nafas,” kata Wildan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com