Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemda Harus Galakkan Program Keselamatan Jalan buat Pelajar

Kompas.com - 21/09/2021, 18:22 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berdasarkan catatan Kementerian Perhubungan yang didapat dari Korlantas Polri, pelajar jadi korban kecelakaan lalu lintas paling banyak di Indonesia.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, mengatakan, pihaknya menyesali fakta bahwa mayoritas korban kecelakaan lalu lintas adalah para pelajar, khususnya tingkat SMP dan SMA.

Djoko mengatakan, para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan di sejumlah kota besar harus mulai mengkaji hal tersebut. Sebagai solusi, menurutnya pemerintah daerah harus memasifkan program keselamatan jalan.

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Ganjil Genap di Jakarta Tetap Berlaku

Mobil jasa ekspedisi yang terlibat kecelakaan lalu lintas tunggal di Jalan Perintis Kemerdekaan, Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (6/7/2021) sore.(istimewa) Mobil jasa ekspedisi yang terlibat kecelakaan lalu lintas tunggal di Jalan Perintis Kemerdekaan, Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Selasa (6/7/2021) sore.

Sebab, pemerintah daerah umumnya cenderung mengutamakan penambahan pendapatan daerah ketimbang menganggarkan program keselamatan.

“Dishub-dishub di kabupaten mungkin tidak menganggarkan program keselamatan. Mereka lebih fokus pada program mencari pendapatan daerah, misalnya dari parkir, terminal, dan lainnya, tapi keselamatan tidak dilakukan secara masif,” ujar Djoko, dalam webinar yang disiarkan Youtube Ditjen Perhubungan Darat (20/9/2021).

Selain itu, dia mengakui upaya keselamatan dengan mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum massal daripada kendaraan pribadi juga sulit dilakukan di daerah. Sebab, keberadaan fasilitas umum tersebut tidak semasif dan memadai layaknya di perkotaan.

Baca juga: Deretan Pebalap MotoGP yang Berstatus Juara Dunia Moto2

Ilustrasi kecelakaan lalu lintas.iStock/Kwangmoozaa Ilustrasi kecelakaan lalu lintas.

“Di sisi lain memang kami akui keberadaan angkutan umum tidak semasif di Jakarta yang sampai di kawasan permukiman ada Jaklingko gratis. Di sana, angkutan perdesaan sudah hilang bahkan di bawah 10 persen,” imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur Sarana Transportasi Jalan Kemenhub M. Risal Wasal, mengatakan, dari 100.028 kejadian kecelakaan yang terjadi pada 2020, 23.529 di antaranya meninggal dunia.

“Angka ini cukup tinggi untuk Indonesia. Korbannya mayoritas pelajar SMA sebanyak 80.641 orang, SMP 12.699 orang, dan SD 12.557 orang. Ini semuanya para penerus bangsa,” ucap Risal, pada kesempatan yang sama.

Baca juga: Ubahan pada Honda N7X, Penerus BR-V yang Meluncur Hari Ini

Ilustrasi siswa bermotor.Tribun Jogja Ilustrasi siswa bermotor.

Menurut Risal, para pelajar ini bukan saja sebagai korban namun juga mungkin jadi pelaku dalam kecelakaan lalu lintas tersebut.

Oleh karenanya, dia mengajak seluruh pihak agar bekerja sama berupaya menurunkan angka itu. Bahkan bukan tidak mungkin akan terjadi zero fatal accident di Tanah Air.

Dia menuturkan, dari seluruh kecelakaan lalu lintas yang terjadi, 75 persen diantaranya menimpa sepeda motor.

Baca juga: Suzuki Kasih Sinyal Across Hybrid untuk Pasar Indonesia

Rambu lalu lintas berbentuk belah ketupatsciencing.com Rambu lalu lintas berbentuk belah ketupat

Terlebih, saat ini kondisi jalan juga didominasi oleh sepeda motor yang sering melanggar batas jalan dan batas kecepatan yang ditentukan.

Lebih lanjut, dia menegaskan, pihaknya beserta stakeholder terkait juga bertanggung jawab mencari cara bagaimana mengalihkan para pengendara sepeda motor ini untuk bisa menggunakan angkutan umum massal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com