Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Cip Semikonduktor Bakal Memperlambat Penetrasi Mobil Listrik

Kompas.com - 03/09/2021, 17:41 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comMobil listrik telah menjadi keniscayaan dalam dunia otomotif. Lambat laun mesin bakar internal bakal tergantikan dengan motor listrik yang mengambil daya dari baterai.

Namun krisis cip semikonduktor yang terjadi secara global bisa memperlambat penertrasi mobil listrik, khususnya di negara-negara yang masih sedikit populasinya seperti Indonesia.

Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, mengatakan, krisis cip diprediksi akan berlangsung sampai 2023.

Baca juga: Kabar Terkini Calon Avanza Baru, Meluncur Akhir Tahun dan Pakai FWD

Menggunakan baterai jenis lithium-ion, Lexus UX 300e memiliki motor listrik berkapasitas 54,3 kilowatt per jam (kWh) yang dapat menghasilkan 201 horsepower dan torsi 300 Newton meter (Nm).DOK. LEXUS INDONESIA Menggunakan baterai jenis lithium-ion, Lexus UX 300e memiliki motor listrik berkapasitas 54,3 kilowatt per jam (kWh) yang dapat menghasilkan 201 horsepower dan torsi 300 Newton meter (Nm).

Selama periode itu produksi otomotif bakal terganggu. Bukan hanya inden, tapi jalur produksi akan berhenti jika pasokan cip sudah mencapai batasnya.

Kondisi ini jelas berdampak pada produksi mobil listrik, yang butuh cip semikonduktor lebih banyak ketimbang mobil konvensional.

“Komponen kecil-kecil yang satuannya murah itu sekarang jadi barang langka,” ujar Martinus, kepada Kompas.com (3/9/2021).

Baca juga: Ini Syarat Baru Usia Bikin SIM di Indonesia

Toshiba adalah perusahaan yang memproduksi perangkat daya untuk menjawab kebutuhan dunia.Toshiba Electronic Devices and Storage Toshiba adalah perusahaan yang memproduksi perangkat daya untuk menjawab kebutuhan dunia.

“Sekarang mereka tinggal menghabiskan stok. Atau mereka ada yang sudah kontrak dengan industri otomotif, tinggal menghabiskan itu aja,” kata dia.

Menurutnya, industri otomotif tidak sadar bahwa barang yang dianggap remeh itu sudah diambil semua oleh industri elektronik. Hal ini terjadi ketika permintaan barang elektronik meningkat sejak awal pandemi.

“Sekarang giliran mereka mau ambil, industrinya kan sudah di-booking semua dalam jangka panjang, mungkin sekitar satu atau dua tahun oleh industri elektronik,” ucap Martinus.

Baca juga: Biaya dan Syarat Perpanjangan SIM A per September 2021

Ilustrasi cip semikonduktor yang menjadi salah satu komponen otomotif,PAULTAN.org Ilustrasi cip semikonduktor yang menjadi salah satu komponen otomotif,

Martinus mengatakan, dalam satu mobil ICE (bermotor bakar seperti mobil bensin atau diesel) dapat menggunakan 500 hingga 1.500 cip semikonduktor, tergantung pada kerumitan sistem elektronik yang dipasangkan pada kendaraan tersebut.

“Makin mahal kelas kendaraannya makin banyak cip yang ditanamkan, demi meningkatkan kenyamanan pengoperasian seluruh sistem kelistrikan dan pengendalian kendaraan,” kata Martinus.

“Sedangkan mobil listrik dapat mencapai lebih dari 3.500 chip semikonduktor. Artinya, kelangkaaan yang akan memakan waktu sekitar dua tahunan ini berpotensi memperlambat proses produksi seluruh kendaraan termasuk kendaraan listrik,” tuturnya.

Baca juga: Daftar Harga Mobil Toyota Setelah PPnBM 25 Persen Berlaku

Toyota Sienta diproduksi di Plant II milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawarang, Jawa Barat.Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Toyota Sienta diproduksi di Plant II milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawarang, Jawa Barat.

Ia menambahkan, harga satuan cip semikonduktor mungkin tergolong murah. Tapi jika dikumpulkan semua, dalam satu mobil jumlahnya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

“Contoh mobil sekarang kan sudah digital semua, mulai dari layar MID, power window, AC digital, sampai lampu sein itu pakai cip semua,” ujar Martinus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com