Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Perusahaan Truk dan Bus Kerap Asal Beli Kendaraan

Kompas.com - 22/06/2021, 09:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi angkutan truk dan bus di Indonesia saat ini memang sedang berkembang. Banyak truk atau bus yang modern mulai memenuhi jalan raya, selain terpicu infrastruktur jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera.

Namun, kejadian seperti truk atau bus yang terbakar juga sering terjadi. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya korsleting pada sistem kelistrikan kendaraan yang menyebabkan percikan api lalu membesar.

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ahmad Wildan berbagi cerita mengenai kasus truk atau bus terbakar yang pernah diinvestigasi. Ketika ada truk atau bus yang terbakar, Wildan sering bertanya mengenai perawatan armada kepada mekanik.

Baca juga: PO SAN Punya Trayek Terjauh di Indonesia dengan Bus Tronton

Petugas berhasil memadamkan api yang membakar truk di tepi jalan tol.Dok. Damkar Pemkab Gresik Petugas berhasil memadamkan api yang membakar truk di tepi jalan tol.

“Ketika ditanya ketika merawat kendaraan, soal ganti kabel, kabel apa yang digunakan. Mereka hanya menjawab yang bagus dalam artian paling mahal. Ketika ditanya yang mahal seperti apa, mereka mulai bingung,” ucap Wildan dalam diskusi online, belum lama ini.

Ternyata, para mekanik tidak tahu kalau kabel berbeda-beda, disesuaikan dengan penempatannya. Misal kabel untuk di tempat panas itu berbeda dengan yang biasa, begitu juga dengan ukuran kabel yang tidak dipahami para mekanik.

“Kalau salah pasang ukuran kabel, dilewati arus yang besar, malah bisa terbakar. Ini sama saja dengan merawat dalam kondisi buta,” kata Wildan.

Baca juga: Kembali Diperpanjang, Begini Aturan Berkendara Selama PPKM Mikro

Wildan mengatakan, untuk mencegah hal tersebut, ketika pertama beli kendaraan, minta yang namanya manual kelistrikan. Jika sudah meminta manual kelistrikan, pastikan para mekanik paham apa yang ada pada manual tersebut.

“Kalau tidak paham, lakukan pelatihan dengan pembuat kendaraan. Kalau paham, jadikan manual tadi sebagai prosedur perawatan yang nantinya dilakukan kegiatan sehari-hari untuk merawat,” ucapnya.

Wildan mengatakan, hal ini banyak terjadi di perusahaan truk dan bus yang main beli kendaraan. Tetapi setelah beli, tidak minta manual kendaraan dan kelistrikan, lalu mekaniknya asal memperbaiki saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com