Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Rem Bus dan Truk Blong, Bisa Belajar dari Pilot Pesawat

Kompas.com - 24/04/2021, 08:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berdasarkan fakta data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), 90 persen kecelakaan bus dan truk terjadi di jalan menurun. Kemudian 80 persen penyebabnya adalah brake fading alias rem blong karena kampas rem overheat.

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan, kampas rem overheat bukan disebabkan teknologi kendaraan, melainkan skill based error. Kesalahan yang disebabkan pengemudi yang unskilled atau tidak terampil.

Jadi, pengemudi tidak tahu prosedur yang benar ketika bus dan truk bertemu jalan menurun. Tindakan yang biasa dilakukan, adalah terlalu mengandalkan rem kaki atau friction based brake, kampas jadi overheat sehingga terjadi rem blong.

Baca juga: Pengemudi Tesla Hampir Tewas dan Tanggapan Santuy Elon Musk

Bus pariwisata yang ditumpangi peziarah asal Subang terbalik dan ringsek di jurang Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). Hingga sore ini, bus belum dievakuasi. AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Bus pariwisata yang ditumpangi peziarah asal Subang terbalik dan ringsek di jurang Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). Hingga sore ini, bus belum dievakuasi. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Wildan menjelaskan, pesawat sebenarnya memiliki sistem pengereman yang hampir sama dengan bus dan truk. Jika dibandingkan, pesawat punya bobot lebih besar dan kecepatan lebih tinggi dari truk maupun bus. Secara logika, pesawat seharusnya lebih rawan mengalami rem blong, tetapi kenyataannya tidak.

“Kenapa pesawat enggak pernah ngeblong? Pertama, pada saat seseorang akan menjadi pilot, materi pesawat saat akan landing benar-benar disampaikan,” ucap Wildan dalam Webinar Sinergi Pemerintah dan Operator dalam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan, belum lama ini.

Wildan mengatakan, tidak ada satupun pilot yang tidak paham. Kedua, Ditjen Perhubungan Udara memastikan bahwa pilot itu tidak lupa prosedur mendarat. Pihak berwenang itu melakukan proficiency check setiap enam bulan sekali kepada para pilot.

Baca juga: Pandawa 87 Merambah Bus AKAP, Trayek Jakarta - Surabaya - Banyuwangi

“Jadi pilot akan menghadapi sebuah simulator selama empat jam, dia akan berlatih yang disebut dengan critical eleven. Otomatis semua pilot hafal prosedur-prosedur pengereman ini,” kata Wildan.

Lalu bagaimana dengan pengemudi bus dan truk, Wildan mengatakan kalau kebanyakan, mereka tidak paham prosedur mengemudi di jalan menurun. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pengetahuan prosedur ini tidak sampai ke para pengemudi.

“Pertama, saat ambil SIM B1, enggak ada materi ini. Kedua, pada saat pelatihan SKKNI, juga enggak ada materi ini. Artinya pengetahuan ini enggak pernah sampai ke pengemudi,” ucapnya.

Baca juga: Bukan Cuma Gas dan Rem, Begini Cara Aman Wanita Naik Motor Matik

Kondisi truk TNI yang terbalik akibat rem blong di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (11/9/2020).PENERANGAN KOGABWILHAN III Kondisi truk TNI yang terbalik akibat rem blong di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (11/9/2020).

Jadi untuk mengurangi brake fading, seharusnya bisa mengambil contoh dari Ditjen Perhubungan Udara. Sehingga para pengemudi memahami bagaimana prosedur mengemudi di jalan menurun, misalnya jangan menggunakan friction based brake karena sangat rawan blong.

Prosedur mengemudi di jalan menurun yang benar untuk bus dan truk, pertama kurangi putaran mesin, gunakan gigi rendah, putaran roda melambat, sehingga rem pedal bekerja ringan. Seharusnya pengetahuan ini sampai ke para pengemudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com