JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai SUV ukuran besar, Hyundai Palisade dirancang bisa melintasi berbagai medan jalan. Meskipun bukan untuk medan berat, namun Palisade memiliki kemampuan melewati off road ringan.
Khususnya untuk varian tertinggi, yakni Signature AWD yang dibekali sistem penggerak All-Wheel Drive (AWD) yang dapat dikontrol secara elektronik.
Berbeda dari sistem penggerak 4x4, sistem penggerak AWD Hyundai Palisade dapat aktif membagi torsi pada keempat roda secara otomatis.
Baca juga: Kolaborasi Toyota-Daihatsu Berlanjut, Raize dan Rocky Siap Meluncur
Salah satu kemampuan dari sistem penggerak AWD elektronik ini adalah melakukan Torque Vectoring. Torque Vectoring adalah kemampuan sistem penggerak AWD untuk membagi torsi pada setiap separuh as roda, tidak hanya depan-belakang.
Ketika ada salah satu ban yang kehilangan traksi, sistem AWD akan membagi torsi ke ban yang memiliki traksi lebih besar. Kemampuan pembagian torsi ini amat berguna saat Palisade melalui offroad ringan.
Karakteristik pembagian torsi pada Hyundai Palisade AWD dapat diatur pada Terrain Mode yang memiliki tiga mode yaitu Mud, Snow, dan Sand.
Baca juga: Masyarakat Colong Start, Jutaan Orang Tetap Mudik Meski Ada Larangan
Ketiganya mengoptimalkan pembagian torsi pada permukaan offroad licin, seperti lumpur, salju, atau pasir, sehingga ban tidak mengalami selip pada permukaan tersebut.
Selain itu, Palisade memiliki satu fitur yang menjamin keselamatan anak saat turun dari jok baris kedua. Fitur tersebut adalah Safe Exit Assist (SEA) yang aktif berbarengan dengan sistem Electronic Child Safety Lock untuk pintu penumpang baris kedua.
SEA berfungsi membantu mencegah anak keluar dari mobil saat berada di tepian jalan dan ada kendaraan lain yang mendekat.
Sehingga ketika ada kendaraan lain mendekati mobil dari belakang, risiko tabrakan pada anak yang turun bisa dihindari.
Baca juga: Tabrakan Beruntun Terjadi Lagi, Ingat Bahaya Berkendara di Lajur Kanan
Fitur SEA bekerja dengan menggunakan sensor Blind-Spot Collision Warning yang tersituasi pada bagian belakang mobil.
Saat sensor Blind-Spot mendeteksi datangnya kendaraan dari arah belakang, sinyal akan dikirim ke sistem Electronic Child Safety Lock.
Meskipun kunci dibuka dan handel ditarik, sistem SEA memutus sementara mekanisme buka pintu dari dalam. Tentu saja anak tidak bisa membuka pintu sampai kendaraan dari belakang tersebut lewat.
Tak hanya itu, pengemudi juga tidak bisa mematikan Electronic Child Safety Lock sampai sistem SEA tidak lagi mendeteksi mobil. Fitur SEA juga memberikan peringatan visual "Check surroundings then try again" dan bunyi beep di dalam kabin agar pengemudi.
Baca juga: Cara Bikin Ribet Maling Sepeda Motor
Semisalnya pintu terbuka, sistem SEA juga memberikan peringatan untuk memperhatikan lalu-lintas di belakang mobil. Namun, perlu diingat kalau fitur SEA masih memiliki beberapa keterbatasan pada kerjanya.
Apabila ada penghalang di belakang mobil, atau sensor Blind-Spot mengalami kerusakan, fitur SEA tidak akan beroperasi normal. Penggunaan fitur ini harus tetap diikuti oleh kehati-hatian, baik pengemudi maupun penumpang anak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.