Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pemerintah Perluas Pemberian Insentif PPnBM ke Mobil Berkubikasi Mesin 2.500 cc

Kompas.com - 29/03/2021, 07:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI akan memperluas jangkauan pemberian insentif Pembelian atas Barang Mewah (PPnBM) terhadap mobil baru dengan isi silinder 1.501 cc sampai 2.500 cc dan memiliki local purchase minimum 60 persen.

Berlaku mulai 1 April 2021, langkah ini diambil guna percepat pemulihan sektor industri strategis khususnya otomotif imbas terdampak pandemi virus corona alias Covid-19.

Tetapi bila dilihat dari segmentasi pasarnya, kendaraan tersebut lebih banyak diminati oleh kalangan kelas menengah ke atas. Sebab, harga pasaran berada di Rp 330 juta - Rp 620 jutaan.

Baca juga: Diskon PPnBM, Harga Kijang Innova Turun sampai Rp 32 Juta

Review Toyota New Fortuner VRZ TRD Sportivo untuk harianKompas.com / Setyo Adi Review Toyota New Fortuner VRZ TRD Sportivo untuk harian

Lantas, apakah artinya pemerintah tak berpihak kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah dengan adanya kebijakan ini?

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kalau sejatinya seluruh insentif yang diberikan pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional secara cepat terkhusus sektor otomotif dan turunannya.

Sebab bila melihat keefektifan diskon PPnBM yang berlaku untuk mobil 1.500 cc kemarin (1 Maret 2021), sangatlah positif. Permintaan pembelian mobil bahkan naik sampai 140 persen.

“Dari evaluasi, dapat dilihat bahwa program relaksasi PPnBM efektif untuk meningkatkan purchasing power dari masyarakat," katanya belum lama ini.

"Hal ini juga berdampak positif karena dapat men-jumpstart perekonomian. Pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif akan memiliki multiplier effect bagi sektor industri lainnya (IKM komponen hingga pembiayaan/leasing),” kata Agus.

Baca juga: Dapat Diskon PPnBM, Harga Toyota Fortuner Turun Rp 40 Jutaan

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kantornya, Jakarta, Rabu (7/10/2020).Dokumentasi Humas Kementerian Perindustrian Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kantornya, Jakarta, Rabu (7/10/2020).

Untuk itu, Kemenperin menyampaikan bahwa penerapan program yang sama bagi KBM-R4 dengan local purchase di atas 60 persen diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor otomotif dengan peningkatan utilisasi kapasitas produksi pada batasan economic of scale produksi serta pemulihan ekonomi nasional.

Hal serupa juga dinyatakan Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah saat dihubungi Kompas.com di kesempatan terpisah.

Menurutnya, keberpihakan pemerintah tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi kebijakan saja. Pasalnya, meski ditujukan untuk kelas menengah atas, namun dampaknya tak hanya untuk penduduk kaya.

Baca juga: Antisipasi Berkendara di Sekitar Kendaraan Besar

Kompas.com mendapat kesempatan melihat lebih dekat ubahan pada Mitsubishi Pajero Sport Dakar Ultimate 4x4 terbaru. SUV ini mendapat pembaruan di sisi eksterior dan interiorKompas.com/Stanly Ravel Kompas.com mendapat kesempatan melihat lebih dekat ubahan pada Mitsubishi Pajero Sport Dakar Ultimate 4x4 terbaru. SUV ini mendapat pembaruan di sisi eksterior dan interior

"Dengan insentif ini maka diharapkan industri kendaraan bermotor akan terus bertahan, kalau industri kendaraan bermotor terus hidup berapa banyak kelompok menengah bawah yang akan terbantu?," ujar dia.

Ia pun mengatakan, kebijakan ini diharapkan bisa membantu menyelamatkan penduduk dari kelompok industri otomotif yang terancam PHK.

Selain itu juga bisa membantu membangkitkan industri turunannya yang turun terdampak pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com