Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Stut Motor Mogok dari Belakang Dianggap Berbahaya

Kompas.com - 24/03/2021, 11:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat motor teman mengalami mogok di perjalanan, biasanya untuk mencapai bengkel terdekat dilakukan dengan cara didorong dari belakang atau banyak disebut dengan stut.

Stut dalam dunia permotoran sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan, dinilai sebagai bentuk solidaritas antara sesama pengguna motor.

Baca juga: Begini Menangani Motor yang Mogok Usai Terjang Banjir

Meskipun niatnya baik untuk menolong, tapi tak banyak yang sadar bahwa sebenarnya tindakan tersebut telah mengabaikan aspek keselamatan berkendara.

Ilustrasi dorong motor dengan kakikharis27.wordpress.com Ilustrasi dorong motor dengan kaki

Saat stut motor, biasanya dilakukan dari belakang dengan cara mendorong menggunakan satu kaki, yang diletakkan di footstep belakang atau knalpot.

Cara tersebut dinilai cukup berbahaya. Sebab, keseimbangan pendorong atau pengendara akan berkurang ketika harus mendorong motor dari belakang.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan, saat pengendara mendorong kendaraan lain dari belakang, otomatis keseimbangan akan berkurang.

“Kaki pengendara yang seharusnya berada di bawah untuk keseimbangan kemudian harus diangkat. Otomatis center of gravity akan berpindah ke atas,” kata Sony, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Motor Mogok Karena Banjir, Ini Langkah Pertama yang Harus Dilakukan

Sony mengatakan, motor akan lebih mudah oleng dalam kondisi tersebut. Bahayanya lagi, motor bisa terjatuh dan pengendara mengalami kecelakaan. Bisa saja terjadi kecelakaan beruntun juga.

Selain itu, saat mendorong kendaraan dari belakang, otomatis yang menjadi pengendali kecepatan adalah kendaraan yang didorong. Jika sewaktu-waktu pengendara di depan melakukan rem mendadak juga akan bisa menyebabkan kecelakaan.

“Kalau motor tersebut mengerem mendadak kan bisa berpotensi terjadi tabrakan karena tidak memiliki jarak untuk mengantisipasinya,” ujar Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com